elrajab.com
Sejarah Kerajaan Kutai – Kerajaan yang berdiri sejak abad ke 5 ini merupakan kerajaan hindu pertama dan tertua yang ada di Indonesia. Kerajaan kutai ini terletak di daerah Muara Kaman, Kalimantan Timur tepatnya di daerah hulu sungai mahakam. Awal dikenalnya kerajaan kutai ini karena ditemukan berupa prasasti berbentuk tiang batu atau yang biasa disebut yupa di daerah hulu sungai mahakam.
Sejak ditemukannya prasasti yupa, sejarah kerajaan kutai mulai terkuak. Apakah kamu ingin mengetahui atau kamu penasaran dengan sejarah kerajaan kutai ini ? berikut ini adalah ulasan tentang sejarah kerajaan kutai dan sepak terjangnya. Yuk simak penjelasan di bawah ini ! agar kamu lebih mengenal kerajaan kutai.
Seperti yang sudah dijelaskan diatas, kerajaan kutai berdiri pada abad ke 5, diperkirakan pada tahun 400M. Hal ini didasarkan dari penemuan prasasti yupa yang menggunakan bahasa sanksekerta dan huruf pallawa. Prasasti tersebut menandakan berdirinya kerajaan kutai.
Hal yang harus kamu tahu, sebenarnya nama kerajaan kutai merupakan pemberian dari seorang sejahrawan yang mengambil nama dari tempat ditemuakannya prasasti. Yaitu di Kutai, Kalimantan Timur. Jadi sampai saat ini, kita pun belum mengetahui nama asli dari kerajaan kutai karena minimnya sumber sejarah.
Selain informasi berdirinya kerajaan kutai, dalam prasasti yupa ini juga tertulis nama raja pendiri kerajaan kutai yaitu raja kudungga. Dan kemudian dilanjutkan oleh anaknya yaitu Asmawarman.
Berdasarkan sumber dari prasasti yupa, kerajaan kutai mencapai puncak kejayaan pada masa pemerintahan raja Mulawarman. Pada masa ini kekuasan kerajaan kutai meluas hampir di seluruh kalimantan timur dan beberapa daerah nusantara lainnya. Sehingga pada masa pemerintahan Raja Mulawarman rakyat dapat hidup makmur dan sentosa.
Menurut para ahli sejarah, Maharaja Kudungga semula adalah seorang kepala suku yang terdapat di daerah tersebut. dan berdasarkan ahli sejarah juga Maharaja kudunggan masih belum terpengaruh dan memeluk agama hindu. Hal ini dapat dilihat dari nama Kudungga yang masih menggunakan nama lokal.
Semenjak pengaruh agama hindu masuk ke dalam kalimantan timur, Maharaja Kudungga baru memeluk agama hindu dan mengganti struktur pemerintahan yang ada di daerah tersebut. Sehingga Maharaja Kudungga mengangkat dirinya sebagai raja dan tahtanya diteruskan kepada keturunannya.
Raja Asmawarman merupakan anak dari raja kudungga yang meneruskan tahta dari raja mulawarman. Berdasarkan prasasti yupa, pada masa pemerintahan Raja Asmawarman kerajaan kutai semakin memperluas daerah kekuasaannya. Pada saat memperluas daerah kekuasaannya dilakukan semacam upacara yang diaptasi dari India.
Upacara tersebut yaitu dengan melepaskan kuda-kuda tersebut yang diikuti prajurit kerajaan. Tujuan melepaskan kuda yaitu untuk menentukan batas kekuasaan. Bekas telapak kaki kuda yang terakhir nampak disitulah batas kekuasaan kerajaan kutai.
Pada saat berakhirnya masa pemerintahan Raja Asmawarman, ia menyerahkan tahtanya kepada putranya yaitu raja Mulawarman. Di masa pemerintahan Raja Mulawarman inilah kerajaan kutai mencapai puncak kejayaan.
Disebutkan dalam prasasti yupa, untuk mensyukuri atas kejayaan kerajaan kutai, dalam masa pemerintahan raja mulawarman diadakan upacara dengan berkurban emas yang sangat banyak.
Kehidupan sosial yang berada di Kerajaan Kutai ini di dominasi oleh perdagangan. Karena kerajaan kutai ini terletak di jalur perdagangan dan pelayaran antara Barat dan Timur. Dalam hal kebudayaan, kerajaan kutai memeluk agama siwa. Hal ini disebutkan dalam prasasti yupa menyebutkan suatu tempat dengan nama Wakapeswara yang merupakan tempat pemujaan dewa siwa.
Faktor utama yang menyebabkan runtuhnya kerajaan kutai yaitu saat terjadi peperangan antara kerajaan kutai dan kerajaan kutai kartanegara. Kerajaan kutai kartanegara berbeda dengan kerajaan kutai. Kerajaan kutai kartanegara juga berdiri di muara sungai mahakam, sehingga menimbulkan konflik diantaranya keduanya. Dalam peperangan tersebut, Raja kerajaan kutai terakhir yaitu Raja Dharma Setia telah gugur.
Prasasti Yupa merupakan peninggalan kerajaan kutai yang paling tua. Dengan adanya prasasti yupa ini, dapat memperkuat bukti keberadaan kerajaan kutai. Dan prasasti yupa merupakan sumber sejarah yang paling utama bagi para ahli sejarah. Hingga saat ini, terdapat 7 prasasti yupa yang masih terjaga utuh.
Kalung Ciwa ditemukan oleh penduduk di sekitar Danau Lipan, Muara Kaman pada tahun 1890 lalu. Ahli sejarah mengatakan bahwa kalung ciwa ini digunakan untuk perhiasan kerajaan dan digunakan untuk penobatan raja baru.
Hingga saat ini benda peninggalan kerajaan kutai kura-kura emas masih terjaga utuh di museum mulawarman. Benda ini juga ditemukan di sekitar hulu sungai mahakam. Benda ini diduga merupakan persembahan dari pangeran dari kerajaan china sebagai bukti keseriusannnya untuk mempersunting putri kerajaan kutai.
Kalung emas seberat 170 gram ini merupakan kalung yang digunakan oleh kerajaan kutai martadipura dan mulai digunakan kerajaan kutai kertanegara ketika kerajaan kutai martadipura berhasil ditakhlukkan. Kalung Uncal ini selain terbuat dari emas, juga dihiasai oleh liontin yang sangat indah dengan relief ramayana.
Singgasana raja ini dilengkapi dengan payung, umbul-umbul, dan peraduan pengantin kutai keraton. Singgasana ini biasa digunakan oleh raja-raja kutai. Singgasana ini masih utuh terjaga hingga saat ini di museum Mulawarman.
Nah itulah sejarah kerajaan kutai yang sudah terkuak oleh para ahli sejarah. Ulasan diatas bisa menambah pengetahuan dan inforamsi tentang kerajaan kutai. Namun, kerajaan kutai ini juga masih menyimpan begitu banyak sejarah yang belum terkuak dikarenakan minimnya sumber sejarah. Semoga ulasan diatas dapat bermanfaat untuk kamu.