elrajab.com
Cerita Rakyat – Sering mendengar cerita tentang malin kundang, lutung kasarung, danau toba dan yang lainnya? Ya itu merupakan cerita rakyat yang sangat terkenal di kalangan masyarakat. Mengapa di sebut cerita rakyat? Disebut cerita rakyat karena cerita tersebut berasal dari masyarakat pada masa lampau yang menjadi ciri khas daerah tersebut. Setiap daerah memiliki ceritanya sendiri-sendiri. Pada umumnya, cerita rakyat mengisahkan tentang suatu kejadian disuatu tempat atau asal muasal suatu tempat. Ceritanya yang sangat beragam dan menarik, sangat membekas di hati setiap masyarakat yang pernah membaca atau mendengarnya. Nah apa saja cerita rakyat yang sangat membekas di hati masyarakat?
Dahulu kala hiduplah seorang ibu yang sudah tua bersama anak laki-laki satu-satunya. Anak ini bernama Malin Kundang. Dalam keadaan susah, ibu tersebut berusaha keras untuk menghidupi anaknya tersebut. Ketika sudah dewasa, Malin ingin bekerja dengan merantau jauh ke kota. Dengan berat hati, sang ibu mengijinkan Malin untuk merantau.
Beberapa tahun berselang, Malin tidak pernah memberi kabar ibunya. Kini, Malin bisa mengubah nasibnya. Kini ia sudah memiliki banyak kapan dan menjadi saudagar yang kaya raya. Malin juga memiliki istri yang sangat cantik. Kini hidupnya sudah lengkap dan bahagia. Suatu hari ia ingin mengunjungi desanya dan membagi-bagikan uang. Malin sampai di desanya tanpa memberi tahu ibunya. Sedangkan sang ibu sangat terkejut mendengar cerita kedatangannya dari orang lain. Dengan perasaan haru dan bahagia sangking rindunya dengan Malin.
Sang ibu bergegas pergi menuju ke Dermaga. Benar saja, Malin ada disana. Ingin memeluk dan mencium putranya, namun apa di kata. Malin, anak satu-satunya tidak mau mengakui orang tersebut sebagai ibunya. Malin malu kepada istrinya. Bagaimana Malin akan mengakui kepada istrinya sedangkan ia sudah mengatakan bahwa ibunya telah meninggal. Seketika itu Malin mengatakan
“Dia bukan ibuku, dia pengemis yang mengaku sebagai ibuku”
Sungguh sakit hati mendengar perkataan Malin, sang ibu mengutuk malin. Karena ketakutan, Malin memohon ampun kepada ibunya. Namun karena sang ibu sudah terlanjur sakit hati, seketika hujan turun dengan lebatnya dan petir menyambar. Dan saat itulah Malin berubah menjadi batu.
Suatu hari di daerah Kalimantan hiduplah seorang janda miskin dan seorang anak gadisnya. Sang anak memiliki paras yang sangat cantik, namun sayang perilakunya sangat buruk. Ia tidak mau membantu ibunya sama sekali. Suatu kali, dalam perjalanan menuju desa mereka berjalan bersama. Sang ibu dengan membawa keranjang dan lusuh berada di belakang. Sedang sang anak berjalan di depan dengan pakaian yang bagus dan bersolek seolah ingin menunjukkan kecantikannya. Mereka terlihat sangat berbanding terbalik.
Banyak pria yang menggodanya, setiap kali ditanya apakah yang di belakang itu adalah ibunya dia terus menjawab bahwa itu pembantunya dan budaknya berkali-kali. Mendengar jawaban sang anak awalnya ibunya masih bisa menahan diri. Namun karena sudah tak tahan, sang ibu bedoa
“Ya Tuhan, hamba tak kuat menahan hinaan ini. anak kandung hamba begitu teganya memperlakukan diri hamba sedemikian rupa. Ya Tuha, hukumlah anak durhaka ini, hukumlah dia..”
Atas kekuasaan tuhan, tubuh anak gadisnya tiba-tiba berubah menjadi batu. Namun, banyak orang yang masih bisa melihat seperti ada air mata yang jatuh dari matanya, seperti sedang menangis. Oleh karena itulah, cerita rakyat yang berasal dari Kalimantan ini disebut sebagai kisah batu menangis.
Pada suatu hari hiduplah seorang wanita yang cantik bernama Dayang Sumbi yang merupakan putri raja. Dayang Sumbi ini memiliki anak laki-laki bernama sangkuriang. Sang anak ini sangat gemar berburu. Salam berburu, sang anak selalu ditemanu oleh seekor anjung titisan dewa bernama Tumang. Tumang ini konon katanya merupakan suami Dayang Sumbi, ayah si Sangkuriang. Hanya saja, Dayang Sumbi tidak memberitahunya, karena ia tidak ingin anaknya merasa malu dan kecewa bahwa ayahnya adalah anjing.
Suatu hari saat berburu, Tumang ini tidak menuruti perintah Sangkuriang. Karena kesal, Sangkuriang membunuh anjing yang juga merupakan ayahnya tersebut. Kemudian ia mengambil hati tumang agar di masak oleh Dayang Sumbi. Setelah dimakan, Dayang Sumbi bermaksud memberi makan Tumang yang juga merupakan suaminya. Dicari-cari namun tidak ketemu, akhirnya Sangkuriang mengatakan bahwa hati yang dimakan tadi adalah hati Tumang. Murka mendengar ini, Dayang Sumbi sangat marah dan mengusir Sangkuriang.
Merasa menyesal telah mengusir Sangkuriang, Dayang Sumbi pun pergi bersemedi. Dewa memberinya karunia bahwa ia akan selalu awet muda. Sangkuriang yang telah pergi mengembara, kini ia menjadi pria yang gagah. Ia kemudian kembali ke desanya tempat ibunya tinggal. Sangkuriang dan Dayang Sumbi saling bertemu, dan mereka saling jatuh cinta. Sangkuriang tidak menyadari bahwa itu adalah ibunya karena ia diberi karunia awet muda, sang ibu juga demikian.
Ketika sedang memadu kasih, Dayang Sumbi mengetahui ada bekas luka pada Sangkuriang. Ketika ditanya, Sangkuriang mengatakan bahwa bekas luka itu di dapat dari pukulan ibunya. Dayang Sumbi kemudian sadar bahwa pria yang di cintainya itu adalah anaknya yang telah diusir dulu. Mengetahui demikian Sangkuriang tetap ingin melamar Dayang Sumbi. Kemudian Dayang Sumbi memberi syarat agar Sangkuriang membendung sungai Citarum untuk dijadikan danau. Syarat kedua Dayang Sumbi meminta kepada Sangkuriang agar dibuatkan sebuah kapal besar yang kelak akan digunakan untuk bulan madu.
Dibantu bangsa jin, Sangkuriang mulai membuat keduanya. Karena dibantu bangsa jin semua berjalan cepat dan hampir selesai. Panik dengan hal ini Dayan Sumbi menyuruh warga untuk menabuh alu dan menyalakan api agar terlihat seperti fajar. Karena murka Sangkuriang kemudian membuka bendungan sungai Citarum ke arah timur dan menjadi gunung Manglayang. Perhau besar yang telah dibuatnya ditendang hingga melayang dan jatuh tertelungkup menjadi Gunung Tangkuban Perahu.
Dahulu kala hiduplah seorang putri bernama Purbasari. Dia adalah anak bungsu dari Prabu Tapa Agung yang merupakan raja kerajaan pasir batang. Purbasari ini memiliki 6 kakak perempuan yaitu Purbararang. Purbadewata, Purbaendah, Purbakancana, Purbamanik dan Purbaleuih. Suatu ketika, ayahnya merasa ingin turun tahta. Kemudian ia menunjuk Perbasari sebagai penerusnya. Sang raja telah mengamati dari sekian lama dan menganggap bahwa Purbasari pantas menerima karena kepribadiannya yang sangat baik dan cantik.
Suatu ketika sang raja memberikan tahta kepada Purbasari dan pergi untuk bertapa. Mendengar ini, Purbararang sangat marah dan kecewa kepada ayahnya. Purbararang bersama tunangannya Indrajaya meminta bantuan nenek sihir untuk mencelakai Purbasari. Kemudian nenek sihir memberinya serbuk hitam dan menyuruhnya untuk menaburkan pada wajah Purbasari.
Dengan itu Purbararang menyebarkan serbuk tersebut ke wajah Purbasari dan seketika wajahnya berubah jadi banyak bercak-bercak hitam. Dengan alasan itu Purbararang memiliki alasan untuk mengusir adiknya itu. Kini tahta berada di tangan Purbararang dan Purbasari diusir ke hutan. Pada saat itu pula Pangeran Gurumida turun ke bumi dengan menyamar sebagai lutung. Di istana kerajaan saat hendak dijadikan hewan korban lutung kasarung ini membuat keributan hingga Purbararang menyuruh orang istana untuk membuang ke hutan. Di hutan ia bertemu dengan Purbasari. Mereka menjadi sahabat dekat dan kemudian saling jatuh cinta.
Pada suatu ketika Purbasari berkata kepada kakaknya bahwa lutung kasarung adalah tunangannya. Mendengar ini snag kakak tertawa terbahak-bahak. Tak lama kemudian lutung kasarung berubah menjadi pangeran Gurumida yang sangat tampan dan akhirnya Purbasari mengambil alih tahta kerajaan.
Disuatu desa hiduplah sepasang suami istri. Mereka hidup bahagia namun sayang belum dikaruniai anak. Suatu hari mereka berdo’a kepada Tuhan agar di karunia seorang anak. Ketika itu ada raksasa yang sedang lewat dan mendengar do’anya. Raksasa itu kemudian memberinya biji mentimun dan mengataskan “Tanamlah biji ini, nanti kau akan mendapat seorang anak perempuan. tapi ada syaratnya. Pada usia 17 tahun, anak itu harus kalian serahkan kepadaku.”
Mereka lalu menanam biji mentimun tersebut. Hingga suatu ketika mereka membuka mentimum tersebut dan mereka sangat terkejut karena di dalamnya ada bayi perempuan. Bertahun-tahun berlalu, anak itu kini sudah berusia 17 tahun. Sang raksasa datang untuk menagih janjinya. Namun, tak ingin kehilangan putrinya sang ayah memberikan kantong kepada putrinya dan menyuruhnya untuk berlari.
Sang raksasa hampir bisa menyusulnya. Namun ketika itu juga, ia mengambil biji cabai dari kantong tersebut dan melemparkannya kepada raksasa. Seketika pohon dengan ranting dan duri yang tajam memerangkap raksana dan timun mas bisa selamat. Sejak saat itu Timun Mas bisa hidup tenang dengan orang tuanya.
Pada suatu ketika hiduplah seoran pemuda bernama Toba. Sehari-hari ia bekerja di ladang sambil sesekali memancing ikan di sungai. Ketika itu Toba memutuskan untuk pergi memancing ke sungai. Dengan harapan agar memperoleh ikan untuk lauknya di rumah. Saat tengah memancing, ia menyadari pancingnya bergerak tanda ada ikan yang memakan umpan. Dengan semangat Toba mengangkat pancing tersebut. Namun, setelah diperhatikan ikannya tampak aneh. Warna ikan itu kuning keemasan dengan sisik yang juga berwarna demikian. Ketika mencoba melepaskan mata kail dari mulut ikan, ikan tersebut menjelma menjadi gadis yang jelita.
Mereka berkenalan dan Toba menginginkan gadis bernama putri tersebut untuk menjadi istrinya. Namun, sang putri bersedia menikah dengannya dengan satu syarat. Syarat yang diberikan agar Toba menjaga rahasia Putri dengan baik, bahwa ia berasal dari seekor ikan. Setuju dengan hal itu, mereka pun kemudian menikah dan mempunyai anak bernama Samosir.
Samosir anak yang sangat malas. Suatu hari saat di suruh mengantar makanan untuk ayahnya yang bekerja di ladang, ia memakan makanan yang dibawanya tersebut. Namun ia sedikit menyisakan untuk ayahnya. Merasa sangat lapar sang ayah hendak langsung memakan. Namun Toba kaget melihat isi keranjang makanan yang tinggal sedikit. Samosir mengakui bahwa ia merasa sangat lapar di jalan jadi ia memakannya dan menyisakannya untuk sang ayah. Merasa marah, Toba mengumpat”Dasar anak keturunan ikan.”
Mendengar hal ini Toba berlari ke Ibunya dan mengadu bahwa Toba mengatakan bahwa ia adalah anak keturunan ikan. Sang Ibu menjadi sangat sedih. Mereka berdua berpegangan tangan dalam hitungan sekejap keduanya menghilang. Pada bekas pijakan kedua kaki mereka menyembur air yang sangat deras. Makin lama makin deras hingga tergenang. Kemudian terbentuklah suatu danau yang oleh masyarakat disebut sebagai Danau Toba. Dan pulau kecil di tengahnya disebut sebagai Pulau Samosir.
Cerita rakyat ini tumbuh menjadi legenda dalam masyarakat. Secara turun-temurun diceritakan dari generasi ke generasi. Ceritanya masih terasa sangat menarik. Sebenarnya masih banyak cerita rakyat yang lain seperti asal mula Banyuwangi, Bandung Bondowoso, dan masih banyak lagi. Tetap cintai cerita rakyat dalam negeri.
Pada zaman dahulu ada kerajaan bernama Jenggala dan dipimpin oleh seorang raja bernama Raden Putra. Raja tersebut memiliki dua orang istri. Namun istri muda merasa dengki kepada istri tua yang dijadikan permaisuri kerajaan. Istri muda mendapat niat buruk untuk menyingkirkan istri tua dari kerajaan. Istri muda pergi mencari dukun untuk membantu niat jahatnya melenyapkan istri tua dari kerajaan.
Pada suatu hari Istri muda pura-pura sakit. Raja menyuruh Prajurit kerajaan untuk mencari dukun untuk membantu mengobati istri muda tersebut. Ternyata prajurit tersebut juga bersengkongkol dengan istri muda untuk memanggil dukun yang pernah dimintai bantuannya untuk melenyapkan istri tua. Sampailah dukun di kerajaan dan mengatakan bahwa istri muda sakit karena diracuni oleh istri tua. Mendengar hal tersebut Raja langsung marah dan menyuruh Patih kerajaan untuk membawa permaisuri ke hutan dan membunuhnya agar rakyat kerajaan tidak tahu.
Patih pun membawa permaisuri ke hutan. Setelah sampai di hutan Patih tidak membunuhnya karena dia tahu ini hanya jebakan dari istri muda. Sebelum tinggal di hutan, istri tua sudah hamil muda anak raja Raden Putra. Setelah beberapa bulan, istri tua melahirkan seorang anak laki-laki yang diberi nama Cindelaras. Dalam pertumbuhannya, Cindelaras adalah seorang anak yang cerdas dan mudah bergaul dengan penghuni hutan.
Suatu hari Cindelaras pergi ke dalam hutan di jalan ada seekor elang membawa telur dan menjatuhkannya di depan Cindelaras dan keluar anak ayam yang berbunyi aneh. Anak ayam tersebut mengatakan bahwa Cindelaras adalah anak Raja dari Kerajaan Jenggala bernama Raden Putra. Cindelaras pulang dan mengatakan kepada ibunya, tetapi ibunya berusaha menyembunyikan identitas asli Cindelaras.
Mengetahui bahwa dia anak Raja, Cindelaras pergi ke kerajaan dan membawa ayamnya. Di perjalanan Cindelaras bertemu dengan orang yang sedang sambung ayam dan ikut bermain sambung ayam. Dalam sambung ayam tersebut ayam Cindelaras selalu menang. Berita kemenangan Cindelaras sampai ke telinga Raja. Raja memberi tantangan kepada Cindelaras untuk bertarung ayamanya dengan ayam Raja dan jika menang akan diberi hadiah kekayaan Raja.
Akhirnya ayam Cindelaras memenangkan pertandiangan dengan ayam Raja dan mengeluarkan bunyi bahwa Cindelaras adalah anak Raja Raden Putra dari istri tua dan membeberkan kebusukan istri muda. Setelah mendengar ayam tersebut raja langsung marah dan menghukum istri muda dan orang-orang yang bekerjasama dalam membuat fitnah kepada istri tua. Setelah kejadian itu Raja menyuruh Patih untuk membawa istri tua yang berada di hutan untuk kembali ke Kerajaan. Raja akhirnya minta maaf dan mereka hidup bahagia.
Demikian cerita rakyat yang ada di Indonesia yang sangat tekenal dikalangan masyarakat dari jaman dahulu hingga sekarang. Terus lestarikan kepada generasi selanjutnya tentang cerita-cerita rakyat Nusantara atau makanan khas Nusantara agar kekayaan dan kebudayaan Indonesia tetap terjaga dengan baik.