Macam-Macam Bahan Bakar Pesawat Terbang, Helikopter, dan Jet

Bahan Bakar Pesawat – Pada dasarnya, setiap entitas baik makhluk hidup maupun benda tidak hidup akan memerlukan sumber energi untuk melakukan aktivitas, utamanya bergerak. Hal ini pula lah yang dibutuhkan oleh kendaraan sebagai benda tak hidup untuk bergerak. Mengingat kendaran merupakan alat yang digunakan untuk menunjang kegiatan transportasi makhluk hidup. Sumber energi yang menggerakkan kendaraan sering dikenal dengan istilah bahan bakar.

Bahan bakar yang umum kita ketahui adalah bensin (dapat berupa Premium, Pertalite, maupun Pertamax) serta Solar (Minyak solar dan Biodiesel). Kedua jenis bahan bakar tersebut digunakan untuk  kendaraan darat seperti untuk mobil, sepeda motor, truck, dan lainnya. Penggunaan bensin ataupun solar akan disesuaikan dengan spesifikasi masing-masing kendaraan. Seperti contohnya, mobil maupun sepeda motor ada yang berbahan bakar bensin dan ada beberapa yang berbahan bakar solar. Perbedaan tersebut terjadi karena perbedaan mesin kendaraan yang bersangkutan.

Penyesuaian penggunaan bahan bakar dengan spesifikasi mesin kendaraan tidak hanya berlaku untuk kendaraan darat saja, ternyata hal yang sama juga diterapkan pada pesawat terbang. Terdapat beberapa jenis bahan bakar pesawat yang digunakan menyesuaikan jenis mesin masing-masing pesawat.

Bahan Bakar Pesawat Helikopter Berupa Avgas (Aviation Gasoline)

Bahan Bakar Pesawat Helikopter

Dalam Bahasa Inggris Aviation berarti penerbangan dan gasoline adalah bahan bakar, sehingga Avgas (Aviaton Gasoline) adalah bahan bakar penerbangan. Bahan bakar ini diperuntunkkan bagi pesawat yang memiliki mesin dengan tipe piston engine. Bahan bakar ini serupa dengan bensin untuk kendaraan bermotor atau Mogas (Motor Gasoline), akan tetapi memiliki kelebihan yakni dari segi volatility, titik didih, titik beku, dan flash point.

Pengolahan Avgas berbeda dengan Mogas karena Avgas memiliki nilai oktan yang lebih tinggi sehingga lebih baik untuk perawatan mesin (tidak membuat kotor mesin). Kandungan Tetra Etil Timbal (TEL) yang berada di dalam Avgas berguna untuk mencegah mesin knocking atau meledak, sehingga mengakibatkan kerusakan mesin dalam jangka panjang. Mengingat zat tersebut beracun maka penggunaannya dibatasi agar tidak mengakibatkan pencemaran udara.

Adapun beberapa jenis Abgas yang digunakan untuk bahan bakar pesawat, antara lain:

  1. Avgas 100

Memiliki kandungan oktan yang tinggi karena dilakukan penambahan lead atau timbal. Penggunaan timbal sebagai zat beracun membahayakan manusia. Warna dari Avgas jenis ini adalah Hijau.

  1. Avgas 100 LL

100 LL adalah Avgas yang mengandung TEL dalam jumlah yang sangat sedikit “100 Low Lead”. Cara mengidentifikasi Avgas jenis ini adalah dari warnanya yakni berwarna biru.

  1. Avgas 82UL

Avgas yang terbebas dari tambahan timbal karena digunakan untuk pesawat dengan kompresi yang rendah. Warna Avgas 82UL adalah ungu

Avgas merupakan bahan bakar yang explosive bahkan di suhu ruang, cepat menguap. Hal ini lah yang menyebabkan Avgas hanya bisa untuk pesawat yang memiliki ruang pembakaran internal, yaitu Helikopter; Pesawat terbang remote control aeromodelling non-jet; Pesawar terbang komersial dengan jarak tempuh pendek dan daya muat sedikit; pesawat amfibi; pesawat latih sekolah penerbangan.

Bahan Bakar Pesawat Jet Berupa Avtur (Aviation Turbine Fuel / Aviation Kerosene)

Bahan Bakar Pesawat Jet

Avtur merupakan bahan bakar pesawat untuk spesifikasi mesin turbine gas atau jet. Bahan baku avtur adalah minyak tanah (kerosin). Urgensi minyak tanah sebagai bahan baku pembuatan avtur sebagai sumber energi pesawat terbang jet, menyebabkan penggunaan minyak tanah untuk kepentingan rumah tangga dikurangi. Hal ini lah yang menyebabkan pada akhirnya minyak tanah pada beberapa tahun yang lalu menjadi sangat langka. Minyak tanah kemudian diolah agar menghasilkan kualitas yang lebih tinggi dari segi kebersihan, titik didih, dan flash point.

Berbeda dengan Avgas yang memiliki berbagai macam warna untuk membedakan kandungan timbal di dalamnya, warna avtur adalah cerah sampai kekuningan untuk semua jenis avtur. Klasifikasi Avtur dalam dunia penerbangan dibedakan menjadi dua, yakni Avtur Versi Sipil dan Avtur Versi Pesawat Militer.

  1. Avtur Versi Sipil,

merupakan avtur yang digunakan untuk pesawat komersi atau maskapai penerbangan. Ada tiga yakni Jet A-1, Jet A, dan Jet B.

  • Avtur Jet A-1

Penggunaan avtur ini adalah yang paling banyak diantara jenis lainnya utamanya untuk pesawat komersil, seperti Garuda Airlines, Lion Air, Citilink, Swirijaya Air, dan lainnya. titik beku avtur ini adalah -470C yang sangat mendukung operasi penerbangan pesawat saat cruising atau terbang jelajah pada ketinggian 30.000 hingga 40.000 feet (mengingat pada ketinggian tersebut suhu dapat mencapai hingga -450C

  • Avtur Jet A

Flash point Avtur ini adalah -40 dan tidak digunakan untuk pesawat komersil Indonesia, melainkan untuk pesawat latih atau pesawat dengan mesin jet yang tidak terbang tinggi (hanya hingga 10.000 feet)

  • Avtur Jet B

Sifatnya avtur ini sangat mudah terbakar di daerah tropis seperti Indonesia, sehingga tidak cocok digunakan di negara kita. Penggunaan Avtur ini adalah untuk negara dengan suhu yang sangat dingin seperti Eropa dan Amerika Utara. Rumitnya teknis penyimpanan menyebabkan perlunya penanganan ekstra apabila avtur jenis ini digunakan untuk bahan bakar.

  1. Avtur Versi Pesawat Militer atau JP (Jet Propellant), antara lain:

  • JP-4 merupakan avtur dengan titik beku yang sangat rendah.
  • JP-5 merupakan avtur yang berwarna kuning dengan titik beku -460C
  • JP-8 merupakan avtur yang banyak digunakan, atau merupakan Jet A-1 untuk versi sipilnya.

Bahan baku Avtur maupun Avgas berupa minyak tanah atau gasoline merupakan jenis sumber daya alam yang tidak dapat diperbarui (unrenewable). Sehingga untuk menghindari kelangkaan atau kurang tersedianya bahan bakar dilakukan berbagai upaya untuk menyediakan bahan bakar alternatif pesawat. Salah satu yang dikembangan adalah bahan bakar Biofuel untuk pesawat.

Biofuel untuk pesawat yang kemudian dikenal dengan Biojet Fuel atau Aviation. Biofuel merupakan bahan bakar pesawat yang bersumber dari tumbuh-tumbuhan sebagai pengganti minyak bumi di masa depan. Penggunaan Biofuel juga sama seperti bahan bakar fuel yang telah dibahas sebelumnya, yakni dibedakan berdasarkan jenis mesin pesawat tersebut.

Macam Macam Bahan bakar Berupa Biofuel Pengganti Avgas

bahan bakar pesawat

Bahan yang digunakan untuk menjalankan pesawat dnegan mesin piston berasal dari senyawa alkhol yang berasal dari bahan yang mengandung glukosa seperti jagung, molasess, singkong, dan lainnya. pengolahan biofuel untuk pengganti Avgas lebih sederhana daripada untuk pengganti Avtur, karena ekstrak senyawa alkohol (etanol) yang didapatkan dari bahan-bahan alami tadi sangat mudah didapatkan.

Macam Macam Bahan Bakar Berupa Biofuel Pengganti Avtur

bahan bakar pesawat

Bahan baku pengganti Avtur haruslah yang mampu menghasilkan minyak yang menyerupai karakteristik kerosin (minyak tanah). Ekstrak minyak tersebut dapat diperoleh dari berbagai macam tumbuhan penghasil minyak, seperti Jarak Pagar, Alga, dan Camelina sativa. Proses pengekstrakan tanaman tersebut untuk menghasilkan minyak lebih rumit dibandingkan dengan proses mendapatkan senyawa alkohol untuk pengganti Avgas. Hal inilah yang menjadi penyebab penggunaan biofuel Avtur belum digunakan secara luas.

1. Biofuel dari Pohon Jarak Pagar

bahan bakar pesawat

Tanaman tahunan yang tumbuh di tanah kurang subur mampu menghasilkan minyak untuk bahan bakar pesawat yang telah di uji coba pada berbagai maskapai. Adapun ebebrapa maskapai yang menggunakan biofuel dari pohon jarak pagar yakni maskapai Air New Zeeland, Japan Airlines, Aero Mexico, dan lainnya. Potensi jarak pagar yang tinggi di Indonesia utamanya di Pulau Jawa, salah satunya di Daerah Purwodadi. Bahkan di Indoensia sendiri telah ada satu perusahaan yang mengolah minyak jawak emnjadi crude jatropha oil untk dijadikan BioAvtur yakni PT. Waterland Asia Bioventure yang memiliki lokasi perkebinan di daerah Grobogan.

2. Biofuel dari Alga

bahan bakar pesawat

Alga masih sangat jarang dikembangkan di Indonesia, akan tetapi ekstrak dari Alga mampu menghasilkan Green Oil (Minyak hijau) karena warnanya hijau. Habitat alga di wilayah perairan akan menjadi alternatif terbaik untuk pengembangan biofuel karena seringkali penanaman biofuel di Indonesia terkendala oleh terbatasnya lahan untuk budidaya tanaman biofuel. Sejauh ini, maskapai yang telah memanfaatkan minyak hijau alga untuk biofuel avtur adalah Alaska Airlines, Continental Airlines, Japan Airlines.

3. Biofuel dari Tanaman Camelina sativa

bahan bakar pesawat

Solusi lain yang ditawarkan untuk menciptakan energi terbarukan biofuel tanpa harus menimbulkan dampak negatif seperti berkurangnya lahan pertanian potensial adalah dengan melakukan budidaya tanaman cameliana. Tanaman ini merupakan tanaman baru yang diintroduski di Indonesia, dan berasal dari Eropa.

Tanaman Camelina sativa mampu tumbuh dengan baik di daerah marjinal atau wilayah yang sangat sulit menjadi media tanam untuk tanaman pada umumnya. Biji yang diperoleh dari tanaman Camelina menyaslkan minyak yang dpat digunakan untuk bahan baku avtur. Pengembangan tanaman ini di Indonesia adalah di wilayah Gunung Kidul, Yogyakarta dan sudah pada skala yang besar pengunaan bahan bakar nabati untuk pesawat dari Tanaman Camelina sativa adalah maskapai Lufthansa dan Japan Airlines.

4. Minyak Jelantah (Waste Cooking Oil)

bahan bakar pesawat

Siapa sangka ternyata limbah rumah tangga dari aktivitas memasak dapat dijadikan sumber energi yang luar biasa? Seperti halnya minyak jelatah sebagai limbah sisa masakan. Minyak jelantah ternyata dapat digunakan sebagai pengganti Avtur yang sudah meulai langka. Penggunaan bioavtur dari minyak jelantah sudah dilakukan oleh beberapa maskapai dengan berbagai sengan pesawat yang berbeda, anata lain Boeing 777, Airbus 330, dan lainnya.

Ketersediaan minyak jelantah yang berlimbah apabila dikumpulkan dari rumah tangga, restauran, hotel, perkantoran, dan lainnya akan mampu menyupai kebutuhan bioavtur jika diolah. Potensi minyak goreng diperoleh dari tanaman kelapa sawit sangat berlimpah di Indonesia, sehingga hal ini akan menjadi angin segar bagi Indonesia apabila bisa mengolah minyak jelantah menjadi Avtur.

Penutup

Berbagai macam bahan bakar pesawat yang telah diuraikan memberikan gambaran bahwa pengembangan teknologi di dunia penerbangan telah berkembang pesat. Terlebih lagi dari banyak munculnya pemikiran untuk menciptakan bahan bakar pesawat dari tanaman ataupun limbah akan menjadi solusi yang tepat dari masalah kelangkaan sumberdaya minyak bumi yang semakin terbatas. Akan tetapi di sisi lain, pengembangan tanaman untuk biofuel nantinya menimbulkan efek domino mengingat terbatasnya lahan. Selain itu, peningkatan jumlah penduduk dan tuntutan pemenuhan fasilitas serta pembangunan ekonomi.

Akan tetapi ketersediaan bahan bakar untuk semua jenis kendaraan utamanya pesawat sebagai alat transportasi lintas negara hingga benua menjadi hal yang penting untuk menunjang mobilitas penduduk. Hal tersebut secara tidak langsung akan mempengaruhi kegiatan perekonomian di suatu negara.

 

 

Bagikan Artikel

Tinggalkan Balasan

×