elrajab.com
Hitungan weton jawa merupakan suatu mitos yang kerap kali menjadi tolak ukur bagi suku jawa setiap kali akan melakukan suatu hal. Bagi kamu yang merupakan orang asli dengan keturunan suku Jawa pasti telah akrab dong atau paling tidak pernah mendengar lah dengan istilah weton jawa. Di dalam hitungan orang jawa istilah weton atau neptu adalah salah satu hal yang sering kali menjadi pertimbangan dalam menentukan watak seseorang. Watak dasar seseorang yang dimiliki sesorang yang diambil berdasarkan dari neptu kelahiran orang tersebut.
Selain untuk menentukan watak dasar seseorang, hitungan weton juga kerap kali digunakan untuk meramalkan suatu hal. Hitungan weton dipakai dalam menentukan kecocokan jodoh, besarnya rejeki yang dibawa oleh seorang anak yang lahir di dalam keluarganya, kecocokan pekerjaan seseorang dan masih banyak lagi. Eiiittt, namun hati-hati ya bagi kamu yang merupakan asli keturunan suku jawa maupun yang bukan sekalipun, jangan mudah percaya ya dengan yang namanya ramalan atau sejenisnya, bisa-bisa nanti kita jadi musyrik lagi. Haduuhh Na’udzubillah deh ya.
Nah pada kesempatan kali ini el-rajab.com akan mengupas tuntas mengenai hitungan weton jawa. Hitungan weton atau neptu yang akan kita bahas ini bertujuan agar kita tau dengan salah satu kebudayaan yang ada di masyarakat suku jawa sejak jaman dahulu kala. Yuk mari simak artikel lengkapnya hanya di el-rajab.com.
Apa yang Dimaksud dengan Neptu Jawa?
Sering kali kita mendengar dengan istilah neptu jawa, mungkin bagi orang yang masih awam, neptu jawa merupakan hal aneh dan agak berbau mistis di dalam kehidupan masyarakat jawa. Nah, neptu jawa sendiri sebenarnya merupakan sebuah besaran yang memiliki nilai dan dihitung dengan menjumlahkan nilai pasaran dalam hitungan jawa dan nilai hari.
Istilah hari yang ada di dalam kehidupan masyarakat jawa sama dengan istilah hari yang biasanya kita pakai di dalam kehidupan sehari-hari yaitu hari Senin, Selasa, Rabu dan seterusnya sampai dengan hari Sabtu. Yang menjadi perbedaan adalah dalam masyarakat jawa, hari biasanya disertai dengan nama pasaran seperti pon, kliwon, legi, pahing, dan wage. Gabungan antara hari dengan pasaran inilah yang sering disebut dengan weton jawa.
Baca Juga:Â Aplikasi Pembuat Undangan Pernikahan Terbaik
Bagaimana Cara Menghitung Antara Weton Dengan Neptu?
Setiap weton di dalam masyarakat jawa tentunya memiliki nilai neptu yang berbeda-beda. Nilai neptu tersebut berkisar antara 7 sampai dengan 18. Neptu yang memiliki nilai 7 merupakan neptu yang paling rendah dan neptu ini dimiliki oleh orang yang memiliki weton Selasa Wage. Sedangkan neptu yang tertinggi adalah neptu yang memiliki jumlah ilai 18 yaitu jatuh pada hari Sabtu Pahing. Nilai neptu tersebut dapat diperoleh dengan cara memperhatikan jumlah dari nilai hari dan nilai pasaran. Nilai tersebut tersaji di dalam tabel berikut ini. Yuk simak bersama-sama.
Tabel Nilai Hari dalam Masyarakat Jawa
Nama Hari | Nilai Hari |
Senin | 4 |
Selasa | 3 |
Rabu | 7 |
Kamis | 8 |
Jum’at | 6 |
Sabtu | 9 |
Minggu | 5 |
Tabel Nilai Pasaran dalam Masyarakat Jawa
Nama Pasaran | Nilai Pasaran |
Pon | 7 |
Wage | 4 |
Kliwon | 8 |
Legi | 5 |
Pahing | 9 |
Dilihat dari tabel di atas, kita dapat dengan jelas menyimpulkan bahwa hari dan pasaran ini memiliki nilai yang berbeda-beda. Jika kita ingin mencari nilai weton atau yang biasa disebut juga dengan neptu tersebut kita tinggal menjumlahkan saja nilai dari hari kelahiran seseorang dengan pasarannya.
Sebagai contoh saja, misalnya kita ingin menghitung nilai weton Selasa Pahing maka yang harus kita lakukan adalah menjumlahkan nilai dari hari Selasa yaitu bernilai (3) dengan nilai pasaran pahing yang memiliki nilai (9). Dari penjumlahan tersebut dapat diperoleh nilai weton jawa atau neptu jawa sebesar 12.
Contoh lainnya misalnya jika kita ingin mengetahui nilai weton Minggu Pahing maka kita harus menjumlahkan nilai dari hari Minggu yang bernilai (5) dengan nilai pasaran Pahing yang mempunyai nilai (9). Nah dari hasil penjumlahan tersebut maka dapat diperoleh nilai weton jawa atau neptu jawa 14.
Yap, mudah bukan untuk mengetahui nilai weton atau neptu jawa yang diambil dari hari lahir dan pasaran seseorang dengan cara menjumlahkan nilai yang ada pada masing-masing hari dan pasaran. Namun, ada cara lain untuk mengetahui nilai hitungan weton jawa tanpa harus repot-repot menghitungnya. Penasaran ya bagaimana caranya? Yuk simak tabel di bawah ini!
Nama Hari | Wage (4) | Kliwon (8) | Legi (5) | Pahing (9) | Pon (7) |
Senin | 9 | 13 | 10 | 14 | 12 |
Selasa | 8 | 12 | 9 | 13 | 11 |
Rabu | 7 | 11 | 8 | 12 | 10 |
Kamis | 11 | 15 | 12 | 16 | 14 |
Jum’at | 12 | 16 | 13 | 17 | 15 |
Sabtu | 10 | 14 | 11 | 15 | 13 |
Minggu | 13 | 17 | 14 | 18 | 16 |
Nah selain kita mengenal hitungan weton yang didasarkan pada hari lahir dan pasaran, di dalam masyarakat jawa kuno juga memiliki neptu atau hitungan yang dikhususkan untuk bulan dan tahun jawa. Meski hitungan nilai untuk bulan dan tahun ini masih kental pada masyarakat jawa kuno, namun hitungan weton untuk bulan dan tahun ini masih sangat jarang sekali digunakan. Meramalkan sifat dasar maupun kepribadian seseorang berdasarkan hari kelahiran seseorang.
Lalu apa fungsi dari neptu bulan dan tahun jawa? Nah bagi kalian yang penasaran tentang fungsi perhitungan neptu bulan dan tahun dalam masyarakat jawa bisa terus stay di artikel ini ya sobat el-rajab.
Neptu atau weton bulan dan tahun dalam masyarakat ini sering kali digunakan untuk menghitung perkiraan musim. Contoh meramalkan musim hujan, musim panen, musim kemarau, jumlah panen pada sektor pertanian, hama penyakit yang sering menyerang tanaman, jumlah ikan yang bisa ditangkap nelayan, dan masih banyak lagi yang lainnya.
Weton jawa atau neptu bulan dan tahun jawa ini memang jarang digunakan, namun tak ada salahnya dong ya kita mempelajarinya sebagai tambahan pengetahuan dan wawasan kita. Yap, hitungan dari nilai neptu bulan dan tahun jawa ini tersaji dalam tabel berikut!
Tabel Nilai Bulan dalam Masyarakat Jawa
Nama Bulan | Nilai Bulan |
Suro | 7 |
Sapar | 2 |
Mulud | 3 |
Bakda Mulud | 5 |
Jumadil Awal | 6 |
Jumadil Akhir | 1 |
Rejeb | 2 |
Ruwah | 4 |
Pasa (Puasa) | 5 |
Sawal | 7 |
Dulkangidah (Sela) | 1 |
Besar | 3 |
Tabel Nilai Tahun dalam Masyarakat Jawa
Nama Tahun | Nilai Tahun |
Alip | 1 |
Ehe | 5 |
Jimawal | 3 |
Je | 7 |
Dal | 4 |
Be | 2 |
Wawu | 6 |
Nah perlu diketahui juga nih sobat, bahwa dalam hitungan kalender jawa juga terdapat 12 bulan yang sebenarnya penanggalannya hampir mirip dengan penanggalan pada kalender hijriyah atau kalender penanggalan umat islam. Namun dalam segi penanggalan hitungan tahun, kalender hitungan tahun yang ada pada masyarakat jawa kuno menggunakan siklus pergantian tahun dalam sewindu. Setiap tahun dalam satu windu tersebut memiliki nama-nama yang unik dan tentunya setiap nama tersebut mengandung sebuah makna yang khas di dalamnya. Nama tahun dalam satu windu tersebut terdiri dari tahun Alip, tahun Ehe, tahun Jimawal, tahun Je, Tahun Dal, tahun Be, tahun Wawu, dan yang terakhir adalah tahun Jimakhir.
Di dalam adat Jawa, dikenal dengan istilah mantu atau menikahkan putra-putrinya masyarakat jawa biasanya memilih bulan tertentu. Bulan tersebut ada yang dijauhi atau disingkiri karena menurut kepercayaan mereka sejak jaman nenek moyang bahwa tidak semua bulan itu memiliki makna yang baik untuk melangsungkan acara pernikahan ataupun acara lainnya yang kental dengan upacara adat jawa di dalamnya.
Hari untuk Mantu atau Menikahkan Putra-putri dalam Masyarakat Jawa
Pasangan akan sering bertengkar dan menemukan kerusakan dalam rumah tangganya. Bulan ini biasanya jarang dipakai atau bisa dikatakan dijauhkan ketika orang tua akan ngunduh mantu, kecuali untuk calon manten yang lahir pada bulan suro.
Jika menikahkan putra-putri pada bulan ini dipercaya akan banyak kekurangan dan hutang yang melilit kedua pasang mempelai dalam rumah tangga mereka nanti. Bulan ini masih boleh dipakai dalam acara ngunduh mantu.
Pada bulan mulud ini, pasangan yang menikah nantinya akan melemah bahkan bisa meninggal salah satunya. Di dalam kepercayaan masyarakat jawa kuno bulan ini tidak boleh dipakai untuk menikahkan putra-putri mereka karena akan berujung kesedihan.
Bulan Bakdamulud ini banyak menghindarinya walaupun memang di dalam adat jawa masih diperbolehkan menikahkan putra-putrinya di bulan ini. Namun dipercaya bahwa pasangan yang menikah pada bulan ini akan menjadi bahan omongan jelek orang banyak.
Sepasang pengantin yang menikah pada bulan ini dipercaya akan mengalami peristiwa kehilangan dan memiliki banyak musuh. Meskupin demikian, pasangan yang hendak menikah pada bulan ini masih diperbolehkan.
Berbeda dengan bulan jumadil awal, sepasang pengantin yang menikah pada bulan jumadil akhir ini dipercaya rumah tangganya nanti akan makmur, jaya karena kaya akan emas dan perak.
Pasangan pengantin yang memilih menikah pada bulan ini diyakini dalam perjalanan rumah tangganya akan menemui banyak keselamatan dari segala hal.
Hampir sama dengan bulan jawa Ruwah. Pada bulan Rejeb ini orang tua yang menikahkan putra-putrinya maka kelak rumah tangga pasangan pengantin baru tersebut akan mendapatkan banyak keselamatan dalam berbagai hal.
Pada bulan jawa poso ini pasangan yang akan melangsungkan pernikahan tidak diperbolehkan karena banyak kepercayaan pada masyarakat jawa bahwa jika ada pasangan yang menikah pada bulan ini. Maka akan banyak terjadi bencana yang akan menimpa kehidupan rumah tangga mereka.
Bulan syawal merupakan bulan yang disunahkan untuk menikah pada syariat islam. Berbeda dengan kepercayaan masyarakat jawa kuno yang menganggap bahwa menikah pada bulan syawal akan mendatangkan rejeki yang relatif sedikit dan banyak memiliki hutang. Meskipun begitu namun masih diperbolehkan menikah pada bulan ini.
Bulan Dulkaidah merupakan salah satu bulan jawa yang melarang jika ada pasangan yang akan menikah pada bulan ini. Menurut kepercayaa mereka menikah pada bulan ini hanya akan mendatangkan kekurangan, penyakit yang sering menyerang anggota keluarga, serta banyaknya pertengkaran dengan teman sejawat.
Banyak orang jawa yang masih memegang kepercayaan dari nenek moyang mereka bahwa siapapun yang menikah pada bulan ini akan mendapatkan kesenangan dan keselamatan dalam perjalanan rumah tangga mereka.
Penjelasan sebelumnya hanya dilihat dari bulan sepasang calon pengantin yang akan melangsungkan pernikahan di dalam kepercayaan masyarakat jawa. Nah bagaimana jika dilihat dari hari kelahiran kedua pasang mempelai?
Jika calon mempelai pria lahir pada hari Ahad dan calon mempelai wanitanya pun lahir pada hari yang sama, maka jika keduanya menikah akan sering tertimpa penyakit dalam rumah tangga mereka.
Calon yang memiliki hari lahir masing-masing pada hari Ahad dan Senin maka akan banyak merasakan sakit.
Calon pasangan pengantin yang memiliki hari lahir Ahad dan hari Selasa maka dalam perjalanan rumah tangga mereka nantinya akan merasakan kehidupan yang miskin.
Berbeda dengan sebelumnya, pasangan pengantin yang memiliki hari lahir Ahad dan hari Rabu dalam menjalani rumah tangganya nanti akan mendapatkan banyak keselamatan dlaam segala hal.
Pasangan pengantin yang lahir pada hari Ahad dan Kamis maka di dlaam rumh tangga yang akan mereka jalani nanti akan sering terjadi percekcokan antara kedua pasangan.
Tak berbeda dengan pasangan yang memiliki hari kelahiran Ahad dan Rabu. Pasangan pengantin yang memiliki hari kelahiran Ahand dan Jum’at pun akan mendapatkan banyak keselamatan dalam perjalanan rumah tangga mereka nantinya.
Hitungan weton untuk calon pasangan memiliki hari kelahiran sama-sama hari Senen di dalam kepercayaan masyarakat jawa kuno terbilan tidak baik.
Calon pasangan yang menikah dan memiliki hari kelahiran Senen dan Selasa maka rumah tangga yang dijalaninya nanti akan mendapatkan banyak keselamatan.
Pengantin yang memiliki hari kelahiran hari Senen dan hari Rabu, maka akan mendapatkan anak-anak perenpuan.
Kedua pasangan maupun calon pengantin yang memiliki hari kelahiran hari Senen dan Kmais dipercaya akan saling disayangi oleh pasangan masing-masing.
Pasangan yang memiliki hari kelahiran Senen dan Jum’at maka perjalanan rumah tangganya kelak akan menemukan keselamatan.
Calon pasangan yang menikah dan memiliki hari kelahiran Senen dna Sabtu maka pernikahan mereka banyak mendapatkan restu semua orang.
Calon pasangan memiliki hari kelaahiran sama-sama hari Selasa merupakan pernikahan yang tidka baik
Pasangan yang lahir pada hari Selasa dan Rabu maka kelak rumah tangga mereka akan kaya raya.
Kedua pasangan maupun calon pengantin yang memiliki hari kelahiran hari Selasa dan kamis maka akan kaya raya pula.
Pasangan yang lahir pada hari Selasa dan Rabu maka kelak rumah tangga mereka akan mengalami perceraian.
Pasangan yang memiliki hari kelahiran Selasa dan Sabtu maka salah satu dari pasangan akan sering sakit.
Calon pasangan memiliki hari kelaahiran sama-sama hari Rabu tidak baik enurut kepercayaan masyarakat Jawa kuno.
Pasangan yang lahir pada hari Rabu dan Kamis maka rumah tangga mereka akan selamat.
Pasangan yang memiliki hari kelahiran Rabu dan Jum’at maka rumah tangga mereka kelak akan selamat.
Pasangan yang lahir pada hari Rabu dan Sabtu merupakan pasangan yang baik dalam rumah tangga mereka.
Calon pasangan memiliki hari kelaahiran sama-sama hari kamis maka rumah tangga mereka kelak akan selamat.
Pasangan yang memiliki hari kelahiran Kamis dan Jum’at juga akan mendapatkan keselamatan dalam rumah tangga ereka.
Pasangan yang lahir pada hari Kamis dan Sabtu maka rumah tangga mereka nantinya kaan celaka.
Calon pasangan memiliki hari kelaahiran sama-sama hari Jum’at maka mereka akan ditimpa kemiskinan.
Kedua pasangan maupun calon pengantin yang memiliki hari kelahiran hari Jum’at dan Sabtu maka pernikahan merena akan celaka.
Kedua mempelai yang sama-sama lahir pada hari sabtu tidak baik bagi perbikahan mereka.
Nah, sudah paham kan tentang hitungan weton jawa dan artinya. Yap, itu merupakan kepercayaan masyarakat jawa kuno jaman dulu. Dan bagi kalian yang beragama islam jangan percaya dengan ramalan dan sejenisnya ya.. itu hanya untuk menambah pengetahuan dan hiburan saja. Jangan lupa simak terus artikel menarik kami lainnya hanya di elrajab.com.