elrajab.com
Contoh puisi Chairil Anwar – Chairil Anwar merupakan salah satu penyair terkenal di Indonesia yang sudah melahirkan banyak karya yang fenomenal, yaitu sudah berhasil menulis 70 buah puisi dan 96 syair. Chairil Anwar sering dikenal dengan sebutan “Si Binatang Jalang”, dimana hal ini memang terinspirasi dari salah satu karyanya yang hits, yaitu berjudul “Aku”.
Selain karya tersebut, banyak pula puisi Chairil Anwar yang sangat melegenda seperti “Di Mesjid”, “Deru campur debu”, “Karawang Bekasi” dan juga lainnya. Untuk mengetahui lebih jelasnya, berikut ini contoh puisi Chairil Anwar yang sangat melegenda berikut ini.
Contoh puisi Chairil Anwar yang sangat melegenda yaitu “Aku”
Tak perlu sedu sedan itu
Aku ini binatang jalang
Dari kumpulannya terbuang
Biar peluru menembus kulitku
Aku tetap meradang menerjang
Luka dan bisa kubawa berlari
Berlari
Hingga hilang pedih perih
Dan akan lebih tidak peduli
Aku mau hidup seribu tahun lagi
Perahu melancar, bulan memancar,
di leher kukalungkan ole-ole buat si pacar.
angin membantu, laut terang, tapi terasa
aku tidak ‘kan sampai padanya.
Di air yang tenang, di angin mendayu,
di perasaan penghabisan segala melaju
Ajal bertakhta, sambil berkata:
“Tujukan perahu ke pangkuanku saja,”
Amboi! Jalan sudah bertahun ku tempuh!
Perahu yang bersama ‘kan merapuh!
Mengapa Ajal memanggil dulu
Sebelum sempat berpeluk dengan cintaku?!
Manisku jauh di pulau,
kalau ‘ku mati, dia mati iseng sendiri.
Contoh puisi Chairil Anwar yang sangat melegenda yaitu “Di Mesjid”
Kami pun bermuka-muka.
Seterusnya Ia bernyala-nyala dalam dada.
Segala daya memadamkannya
Bersimpah peluh diri yang tak bisa diperkuda
Ini ruang
Gelanggang kami berperang
Binasa-membinasa
Satu menista lain gila.
Contoh puisi Chairil Anwar yang sangat melegenda yaitu “Karawang Bekasi”
Kami bicara padamu dalam hening di malam sepi
Jika dada rasa hampa dan jam dinding yang berdetak
Kami mati muda. Yang tinggal tulang diliputi debu
Kenang, kenanglah kami
Kami sudah coba apa yang kami bisa
Tapi kerja belum selesai, belum bisa memperhitungkan arti 4-5 ribu nyawa
Kami cuma tulang-tulang berserakan
Tapi adalah kepunyaanmu
Kaulah lagi yang tentukan nilai tulang-tulang berserakan
Atau jiwa kami melayang untuk kemerdekaan kemenangan dan harapan
atau tidak untuk apa-apa,
Kami tidak tahu, kami tidak lagi bisa berkata
Kaulah sekarang yang berkata
Kami bicara padamu dalam hening di malam sepi
Jika ada rasa hampa dan jam dinding yang berdetak
Kenang, kenanglah kami
Teruskan, teruskan jiwa kami
Menjaga Bung Karno
menjaga Bung Hatta
menjaga Bung Sjahrir
Kami sekarang mayat
Berikan kami arti
Berjagalah terus di garis batas pernyataan dan impian
Kenang, kenanglah kami
yang tinggal tulang-tulang diliputi debu
Beribu kami terbaring antara Karawang-Bekasi
Contoh puisi Chairil Anwar yang sangat melegenda yaitu “Kawanku dan Aku”
Darahku mengental pekat. Aku tumpat padaf
Siapa berkata-kata ………?
Kawanku hanya rangka saja
Karma dera mengelucak tenaga
Dia bertanya jam berapa ?
Sudah larut sekali
Hilang tenggelam segala makna
Dan gerak tak punya arti