elrajab.com
Rukun Wakaf – Wakaf merupakan ibadah maliyah yang memiliki potensi besar untuk dilakukan sebuah pengembangan. Harta benda yang diwakafkan maka nilai dari wakafnya tetap sementara hasil dari pengelolaan wakaf ini akan selalu memberi manfaat setiap harinya.
Juga jika ditinjau dari segi syari’ah, wakaf merupakan menahan sesuatu atau benda yang kekal zatnya agar bisa diambil manfaatnya untuk kebaikan agam. Tidak juga dijual atau diberikan dan tidak diwariskan tetapi disedekahkan agar bisa dirasakan manfaatnya. Ada rukun wakaf yang harus diketahui terlebih dahulu.
Para ulama berpendapat bahwa berwakaf merupakan anjuran agama yang mana wakaf ini adalah salah satu bentuk kebajikan. Tentu salah satu bentuk kebajikan bisa melalui harga dengan berwakaf. Terlebih lagi dengan berwakaf maka kebaikan akan bisa terus mengalir untuk pemberi wakaf dan juga penerima manfaat wakaf tersebut.
Wakif adalah orang yang mewakafkan. Syarat dari wakif sendiri juga harus diperhatikan. Orang yang mewakafkan disyaratkan cakap dalam bertindak dan juga membelanjakan hartanya. Kecakapan dalam bertindak disini artinya adalah merdeka, berakal seht, dewasa dan juga tidak dibawah pengampuan. Salah satu rukun dari wakaf adalah wakif yang sudah memenuhi syarat tersebut.
Baca Juga:Â 5 Rukun Khutbah Jumat yang Harus di Baca Khotib
Syarat dari mauquf atau benda-benda yang diwakafkan adalah benda yang bernilai. Kedua, benda yang bergerak atau benda tetap yang dibenarkan untuk bisa diwakafkan. Ketiga, benda yang diwakafkan juga harus tertentu atau diketahui ketika terjadi wakaf. Keempat, benda tersebut sudah menjadi milik dari si wakif.
Mauquf ‘alaih atau yang disebut sebagai orang atau lembaga yang berhak dalam menerima harta wakaf. Syaratnya adalah harus dinyatakan secara tegas pada waktu mengikrarkan wakaf kepada siapa dan apa tujuan dari wakaf tersebut yang tak lain untuk ibadah.
Rukun wakaf berikutnya adalah shigat yang merupakan pernyataan wakif sebagai suatu kehendak untuk bisa mewakafkan harta bendanya. Shigat akad adalah segala ucapan, tulisan dan juga isyarat dari orang yang berakad agar bisa menyatakan kehendak serta menjelaskan apa yang diinginkannya. Sementara untuk syarat shanya adalah harus munjazah atau terjadi seketika, shighat juga tidak diikuti syarat bathil dan pembatasan waktu tertentu. Tidak mengandung suatu pengertian untuk mencabut kembali wakaf yang sudah dilakukan.
Wakaf menurut hukum islam juga berarti menyerahkan suatu hak milik yang bisa tahan lama zatnya kepada seseorang atau yang disebut nadzir, penjaga wakaf. Baik itu berupa perorangan ataupun berupa badan pengelola dengan ketentuan bahwa hasil atau manfaatnya memang digunakan untuk hal-hal yang sesuai dengan syariat Islam. Dalam wakaf ada hukum, rukun dan juga syarat yang harus dipenuhi. Rukun dari wakaf juga telah disebutkan pada ulasan diatas jelas dan baik.
Hukum wakaf sendiri adalah sunnah dan harta yang diwakafkan terlepas dari pemiliknya serta menjadi semata-mata menjadi hak Allah. Tidak boleh dijual ataupun dihibahkan untuk perseorangan dan lain sebagainya. wakaf memang harus digunakan menurut ketentuan akad wakaf di waktu mewakafkan. Kelebihan wakaf dari amal lainnya adalah telah disebut disebutkan dalam sebuah hadits Abu Hurairah ra.
Baca Juga:Â Rukun, Syarat, dan Amalan Sunnah Sholat Jumat yang Benar dalam Islam
Jika pewakaf mensyaratkan bahwa wakafnya tidak akan diberikan kecuali jika pada orang yang kaya, para ulama memang berselisih pendapat. Ada yang berpendapat diperbolehkan wakaf seperti itu karena bukanlah perbuatan maksiat. Ada juga yang melarangnya karena syarat tersebut adalah bathil karena diberikan pada yang tidak bermanfaat bagi pewakaf baik dalam urusan dunia ataupun agama.
Inilah rukun wakaf yang harus dipahami terlebih dahulu. Mulai dari Wakif, Mauquf, Mauquf’ Alaih dan juga Shigat. Sebelum mewakafkan hendaknya memahami terlebih dahulu bagaimana rukun dari wakaf ini.