elrajab.com
Puisi Berantai – Puisi adalah karangan bebas yang diciptakan sebagai bentuk apresiasi diri. Jadi, siapapun bisa membuat puisi sesuai dengan ide yang tercetus dalam pikirannya. Termasuk juga puisi berantai yang dimainkan oleh beberapa orang. Nah, puisi berantai ini biasanya dilakukan sebagai hiburan dalam acara-acara di sekolah seperti pramuka, perpisahan, maupun pentas seni. Bahkan, ada juga lho puisi berantai yang dilakukan santri.
Puisi berantai tentunya akan terasa sangat lucu dan menghibur sebab pada puisi yang dibacakan tidak akan selesai dan disambung dengan puisi lain yang sebenarnya tidak begitu nyambung. Namun, disitulah letak keseruannya. Penasaran dengan isinya? Berikut ide-ide puisi berantai yang bisa Anda simak:
Puisi berantai berikut ini diperankan oleh seorang santri, anak alay dan anak cerdas. Langsung saja ini dia puisinya.
Santri : Assalamu’alaikum Wr.Wb. Saya adalah seorang santri yang akan membaca puisi dengan judul “Anak Religius”.
Anak cerdas : Selamat Pagi, saya pun akan membaca puisi berjudul “Anak IPA Jatuh Cinta”.
Anak Alay : Pagi Gaes, udah kenal kan sama gue. Anak paling cantik dari Jerman alias jejer kandeman. Puisi yang mau gue bacain judulnya “Anak Lebay Sok Cantik”.
Santri : Simaklah kisahku yang seorang santri. Wahai pencari ilmu sejati, tiadalah rugi mendengar kisahku. Insyaallah pendengar pastilah…..
Anak cerdas : Tidak normal, benar-benar tidak normal. Cinta ini memberikan tekanan tinggi untuk mendapat arus cinta sang pujaan. Puisi ilmiahku akan ku curahkan agar dapat menggugah…..
Anak alay : Cowok ganteng di sebelah sana, sebelah sana, di ujung sana, deket sini, di semua penjuru dunia kok pada liatin aku ya? Ketahuan naksir ya? Pasti terpesona dengan kecantikan gue. Ya kan? Pengen tau nama gue? Ya udah gue kasih tau. Gue Monalisa Ratu Elisabeth Resikfi Manjakani Marthatilaar. Kalau ada cowok yang lihat pasti bilang….
Santri : Alhamdulillah, nikmat dan indah menjadi istri, ups maksudnya santri. Hobi mengaji, suka ngopi, sambil makan….
Anak cerdas : Tabung reaksi, perasaan ini melaju cepat dan menggumpal pada katoda hati. Terbentuklah medan magnet yang membuatku ingin menyentuh permukaan….
Anak Alay : Jerawat? It’s a big no! tiap hari pergi ke salon luluran, maskeran, totok aura, totok wajah, nggak lupa juga pakai…
Santri : Sarung di jemuran. Tentunya pakai yang kuat. Tidak mudah melorot dan dipasang tidak terlalu rendah. Kotoran dan najis akan mudah hinggap. Namun juga tidak terlalu tinggi sebab akan terlihat….
Anak cerdas : Besar dan panjang intervensi cahaya matamu hingga jatuh dalam dadaku. Volume cintamu membuatku…
Anak Alay : Panuan. Nggak lah! Kulitku kan mulus semulus-mulusnya. Lalat aja kepeleset.
Itu dia contoh puisi berantai santri lucu. Puisi tersebut bisa dipraktekkan sebagai puisi berantai untuk pentas seni di sekolah maupun pondok pesantren ya. Pasti akan sangat seru.
Puisi antara satpam, pujangga, tukang sampah, koki, dan guru ini dijamin sangat lucu jika dipraktekkan. Nah, langsung saja simak puisi berikut ini:
Satpam : Duh, tiap hari selalu ada maling ketangkep. Mulai dari maling ayam, maling jemuran, maling motor, sampai-sampai ada juga maling….
Pujangga : Wanita. Begitu cantik parasmu. Hingga membuatku terpesona. Kaulah wanita tercantik bagaikan….
Tukang sampah: Sampah berserakan. Dipungut setiap hari ke tempat pembuangan. Namun, bersyukurlah saya. Sebab, dari sampahlah anak istri bisa makan…,
Koki : Cabe sepuluh kilo. Pedasnya menggelora. Semakin pedas semakin disuka. Inilah makanan paling…
Guru : Menjengkelkan sekali. Murid-murid zaman sekarang selalu lupa mengerjakan PR. Namun aku harus sabar agar…
Satpam : Maling-maling semakin jera. Kejahatan pun berkurang. Saya harus cepat bertindak, berpatroli, dan jika melihatnya akan segera teriak. “Wooy, maling….
Pujangga : Aku cinta padamu. Takkan ku melupakanmu. Ingatkah waktu bertemu di taman? Aku akan mengenangnya. Saat itu, aku tak sengaja mencium….
Tukang sampah: Comberan yang sangat bau. Terbiasa sekali saya dengan hal smeacam itu. Meskipun bau, saya tetap harus mengaduk sampah di…
Koki : Penggorengan, itulah alat utama yang harus dimiliki seorang koki. Selain itu, ada juga kompor untuk memasak….
Guru : Kertas ulangan. Seharusnya diberikan murid pada orang tuanya. Namun, selalu disembunyikan. Karena nilai mereka…
Satpam : Tertembak. Saat itu, aku terkena peluru dari maling yang membawa senjata api. Diapun menembak…
Tukang sampah: Cacing dan hewan menjijikkan lainnya adalah pemandangan sehari-hari. Jika tak kuat melihatnya, saya….
Pujangga : Merindukanmu adalah hal yang paling menyiksaku. Berkat dirimulah…
Koki : Sayur lodeh menjadi gurih. Baiklah, mari mulai masak. Pertama, siapkan bahan. Kemudian, masukkan…
Satpam : Pentungan, pisau, pistol, dan senter. Oh ya ampun, sepertinya ada seseorang yang masuk dari sebelah sana. Aku berlari mengejar dan tiba-tiba…
Guru : Nilai-nilai menjadi jelek. Mereka tidak pernah belajar. Padahal aku sudah berusaha sekuat…
Tukang sampah: Tempat pembuangan sampah menjadi tempat bagiku untuk mengais rejeki. Tak apa asal bisa makan….
Koki : Garam secukupnya, lalu tambahkan…
Satpam : Maling sudah ketangkap. Aku sangat senang. Sambil kupelototi kuteriakkan di dekat telinganya…
Pujangga : Terima kasih cinta, sudah menerimaku apa adanya. Muaaahhhh!!
Puisi tersebut jika diperankan dengan baik pasti akan membuat audience terbahak-bahak. Lucu sekali kan?
Moment perpisahan bisa Anda jadikan tempat untuk memberikan kesan yang mendalam pada guru dan teman-teman, membacakan puisi berantai tentu akan membuat mereka teringat selalu. Nah, puisi berantai berikut ini bisa Anda praktekkan bersama teman:
Antara pecinta, pejuang, dan penjual telur.
Pecinta : Puisi yang akan saya bacakan berjudul “Bunga Hatiku Bunga Hatimu”. Kupersembahkan untuk gadisku yang cantik.
Pejuang : Puisiku berjudul “Lebih Baik Merdeka daripada Tidak Sama Sekali”.
Penjual telur : Sedangkan puisi saya berjudul “Nasib Penjual Telur”. Puisi ini didedikasikan untuk adik yang senang makan telur.
Pecinta : Bulan purnama menerang alam semesta. Kau datang dan tersenyum manja. Kulihat samar wajahmu tertimpa sinar bulan. Cantikmu bagaikan…
Pejuang : Granat dan mortar berdesing membakar seluruh perkampungan. Tak ku kenal kata takut. Meski banyaknya lawan mencapai seribu kali. Belati di kanan, pedang di kiri, berselimpang…
Penjual telur : Telur Mbak, telur Mas! Kubawa keliling kampung demi sesuap nasi. Kubawa setiap hari untuk menyambung hidup. Kujual bermacam telur. Mulai dari telur bebek, telur ayam, maupun telur….
Pecinta : Nikita Mirzani. Kau tersenyum. Aku tahu jawabanmu. Kau sangat mencintai….
Pejuang : Bom! Aku tetap tak gentar. Tetap kuteriakkan kata “Merdeka”. Rakyat Indonesia juga harus teriak…
Penjual telur : Telur…Telur… ku jajakan telur setiap hari. Orang-orang pun mendekat dan mulai membeli…
Pecinta : Rambutnya yang hitam, bibirnya yang manis. Membuatku ingin mencium…
Pejuang : Tank berlapis baja kepunyaan Belanda harus dihancurkan. Terlalu lama dijajah. Kita harus memberontak dan…
Penjual telur : Menawar adalah hal yang lumrah. Namun, telur memang sedang mahal. Mereka pun tak jadi beli. Akhirnya, aku pulang dan…
Pecinta : Memeluk tubuhmu. Aku pun berbisik. Sayang…
Pejuang : Kutusuk kau sampai mati! Aku masih punya banyak sekali…
Penjual telur : Telur yang tersisa. Harus bilang apa aku pada anak istri. Haruskah aku…
Pecinta : Mengelus rambut hitammu. Dan berbisik…
Pejuang : Hingga tetes darah penghabisan… Kita harus tetap…
Penjual telur : Menangis dan meminta maaf karena telurku…
Pecinta : Selamanya bersama….
Pejuang : Membunuh musuh…
Penjual telur : Yang tidak habis jadi busuk, lagipula….
Pecinta : Ajal menjemput yang akan memisahkan kita.
Selain dipraktekkan saat perpisahan, puisi ini juga cocok digunakan sebagai puisi berantai pramuka. Saat menyalakan api unggun akan sangat seru jika memainkan peran sebagai pecinta, penjual telur, dan pejuang. Lucu kan?
Pernah lihat acara Sahurnya OVJ yang tayang di Trans 7 saat Ramadhan? Salah satu segmen yang lucu adalah puisi berantai yang dibacakan oleh Andre, Sule, Azis dan juga Parto. Mereka memerankan tokoh yang berbeda saat membacakan puisi. Setiap orang bergiliran membaca puisi secara sambung menyambung. Kata-kata yang tidak terlalu nyambung jadi kelucuan tersendiri.
Bisa jadi inspirasi saat mengisi acara saat pentas seni kan? Nah, begini contoh puisi berantai OVj.
Pangeran cinta : Julaiha, kenapa kamu pergi meninggalkan aku! Kau buat aku ingin…
Petani : Pacul adalah alat kesayangan. Saat aku sedang…
Orang miskin : Lapar. Menjadi rasa yang paling dekat dengan perutku. Saat lapar rasanya perutku seperti ingin…
Dokter : Suntik sebelum operasi sebagai langkah anestesi di…
Pangeran cinta : Di jantungku hanya terlukis wajahmu yang…
Dokter : Berpanu bisa diatasi dengan salep anti jamur. Panu biasa menyerang…
Petani : Tanaman kubis rentan terkena hama berupa..
Orang miskin : Penindasan dan kesewenang-wenangan dari penguasa yang membuat kami jatuh miskin. Tak punya…
Dokter : Bodrex bisa dijadikan alternatif saat pusing melanda…
Petani : Kerbau yang membantu membajak…
Pangeran cinta : Hatimu yang lembut seperti….
Orang miskin : Baju compang-camping adalah pakaian sehari-hari. Kami pakai….
Petani : Hama wereng dan ulat menyebabkan tanaman menjadi….
Dokter : Sembuh dari penyakit berbahaya.
Nah, itulah beberapa contoh puisi berantai yang lucu. Pada dasarnya puisi biasanya merupakan kumpulan sajak-sajak yang memiliki makna mendalam, akan tetapi puisi beruntun ini justru malah seringkali membuat orang yang mendengar bisa tertawa terpingkal-pingkal. Puisi berantai semakin lucu jika diperankan oleh 3, 4 atau 5 orang yang membawakan tema berbeda-beda seperti beberapa contoh di atas.
Contoh puisi-puisi di atas juga menunjukkan bahwa puisi berantai bisa mengambil tema dengan beragam profesi seperti guru, petani, pelajar dan lain-lain. Untuk menyambungkannya juga tidak beraturan, bisa memenggal kata mana saja yang akhirnya bisa terdengar seperti kalimat utuh yang sangat lucu.
Saat ini puisi berantai juga menjadi pokok pembahasan di sekolah, sebab puisi berantai bisa memberikan kesan segar dan menghibur juga tidak membosankan. Kalimatnya pun ringan dan mudah dipahami, sehingga penonton tidak perlu berpikir untuk dapat mencerna maknanya.
Bagi Anda yang ingin mencari referensi untuk sebuah pentas, beberapa puisi berantai diatas bisa Anda gunakan sebagai bahan di panggung pertunjukan untuk menampilkan pertunjukan yang menyegarkan penonton.
Video puisi berantai:
Cikgu Elfi : wahai muridku
jangan pernah berpangku tangan!
Ayo bergerak maju! Kejar…
Tukang sate : Kambing dan sapi,
sungguhlah lezat dibuat sate
Apalagi dicampur…
Petani : Pupuk sangatlah berguna bagi tanaman
Tanaman dapat tumbuh menjadi…
Penjual Gorengan : Gorengan yang menggoda rasa.
Lumpuh segenap indra, jika tak seharian mencicipi…
Cikgu Elfi : Meja, Kursi, dan ruangan ini menjadi saksi biksu.
Betapa lelahnya engkau belajar…
Tukang Sate : Membolak-balikan sate di atas panggangan, harus tenang.
Biar tidak gosong itu…
Petani : Traktor hanya sekedar alat.
Karena tanpa…
Penjual Gorengan ; Suara kriuk, menambah rasa di dada semakin menggelepar.
Dan tak sabar, untuk memakan…
Cikgu Elfi : Buku adalah jendela dunia.
Camkan itu!
Dengan kita mengenal…
Tukang sate : Kecap adalah kunci, dari citarasa.
Dia suguhkan sate laksana…
Petani : Kotoran ternakpun bisa mengganti pupuk,
tuk susburkan…
Penjual Gorengan : Tempe yang baru saja diangkat dari wajan.
baunya seperti bidadari yang baru turun dari khayangan.
Itulah puisi berantai yang cocok untuk mengisi acara pramuka beranggota 4 orang.
A = Pejuang
B = Pujangga
C = Peternak Ayam
A : Pertengahan Agustus 19945 kami bangkit merebut kemerdekaan,
kami gejolakan darah perjuangan, tapi aku masih berbaring diatas…
B : Kekasihku, Aku tak menyangka kamu begitu tega melakukan seperti itu,
Kau nodai cintaku yang suci, ingin rasanya aku melumat kembali…
C : Pantat ayamku, Kini tampak membesar,
Sebentar lagi telur akan keluar lewat…
A : Benteng Perjuangan akan ku habiskan penjajah, Aku muak kekerasan,
Dan rasanya ingin membunuh…
C : Ayamku…
B : Engkau terlantarkan cintaku, Dulu engkau merengkuh dalam pelukanku,
Dan Kini…
A : Hanya setetes darah, Tapi aku masih bisa tegak berdiri kokoh,
Aku lawan seribu penjajah, Sebelah pedang di kanan dan keris di kiriku,
Aku hancurkan…
B : Sepucuk surat cinta yang engkau kirim dulu, kini tersimpan di dalam diary,
Biarkan semua jadi kenangan, Tapi aku tak bisa mengeluarkan…
C : Telur ayamku yang besar besar, Sebentar lagi akan menetas,
Dan aku sebentar lagi akan mempunyai banyak…
A : Mayat yang terbaring kaku, dengan banyak luka di dada,
Meski mau mengancam, Aku takkan lari dari…
B : Matamu besar bagai bola bekel, Tapi sekarang tinggal…
C : Bulu ayamku, kini tumbuh satu persatu,
Betapa bahagianya aku, ayamku…
A : Kubunuh kalian, engkau penghianat,
Aku pimpin laskar perjuangan, Takkan mundur oleh seribu…
B : Bayangan cintamu yang biru, dan kini kamu berpaling dari…
C : Kotoran ayamku, penyebab aroma
aku peternak setiap hari ayamku dijual di…