elrajab.com
Contoh puisi persahabatan – Puisi merupakan kata-kata yang indah untuk kita dengar. Apalagi kalau yang membaca puisi itu dengan suara yang bagus. Puisi sering digunakkan untuk mengungkapkan perasaan seseorang kepada hal tertentu, misalnya menyatakan cinta kepada pacar, orang tua, atau sahabat sejati. Nah, diartikel kali ini akan memberikan kumpulan contoh puisi persahabatan yang sangat mengharukan untuk sobat baca untuk sahabat sejati. Langsung aja cek puisi di bawah ini yaa broo..
Di laut samudra mengambang
Luas, nun jauh dijejak dan dipandang
Berjuta hewan berlainan
Pada dangkal dan kedalaman
Bahteraku mengayun
Terjal dan penuh liku
Pada kehidupan nyataku
Yang membuatku rela membuang waktu
Ada kala bahtera itu karam
Pada malam ketika bulan berterang
Sekiranya aku berkumpul hingga tak enak dipandang
Demi sekawanan…
Terlandas persahabatan
Namun tidak …
Gelombang laut masih mampu ku redam
Arus sungai yang terjal membuatku meringis kesakitan
Hingga tak jarang, aku pulang dengan tubuh lebam
Bahteraku bahtera persahabatan
Bukan untuk seorang…
Namun untuk semua kawan
Dan ku tahu selalu ada keegoisan
Mendasar disetiap insan
Yang terkadang membuat khilaf
Namun inilah kehidupan
Tak mesti hangat tanpa perselisihan
Dan selalu ada ujung dari segala peratapan.
Angin-angin menerpa wajahku disepanjang jalan, disetiap kelokan pegunungan Ku dekap diri, sebatas menghangatkan “lebih baik angin langsung, ketimbang angin buatan” Dingin… Masih mencengkeram tubuhku Raut-raut muka kelelahan Mencoba bersandar namun mata tak ingin disenyapkan Dan ku mengadu; ‘mengapa?’ “Hatimu belumlah tenang “ Teman dalam bis Ku dapat ketika pemberhentian Pada Terminal Secang “Hendak ke Semarang ” ungkapnya Teman dalam bis Merajut cerita dalam kehampaan Menukar asa, penat, dan lelah bersama Hingga pulas, decit rem dan klakson membangunkan. Tak ada pengulangan besok Tak ada pula puisi Dari segenap yang terjadi Berjuta buaian sehati Memar adalah luka fisik Luka di dalam tak nampak Serabut puisi mengobati Bersamamu yang tinggal ilusi Kenanglah kawan…. Jalan ini jalanmu Rumah ini rumahmu Baliklah dikala kau mau Disegala waktu selalu terbuka untukmu Ilalang berbisik Kodok mengandai-andai Kenari menyanyi Nyiur melambai Rumahmu petang sekepergianmu Desa sepi kau tinggal lagi Lalu aku dan kawan-kawanmu Menanti-menanti … Hingga canggah disebut kami Katanya… “Dia kan pulang. Dia kan balik. Makmurlah desa ini” Dengan senyum yang berurat. Ketika hilang Datang berkawan Ceriakan siang Yang suram Hingga malam Nun kelam Aku mengadu pada sebagian masalah Menghilangkan penat walau dengan anggukan Yang terkadang tanpa arti Serupa sayat yang dalam Hilang rasa ketika tertawa Bahagia nun gembira Bersajak mesra disenja Bersama mereka,… Teman… Nun ketika malam… Melajang bersama menyisir waktu Tiada rupa kekhawatiran Yang terpaku adalah perpisahan Menjelang fajar… Ayam bersahutan Dikau bangun mengingatkan “Qiyamullail kawan- qiyamullail kawan “ Dan ku terbangun sebelum adzan berkumandang Fajar menyingsing Kejora tak nampak Pukau keemasan metari Pelan merambah memisahkan Aku mengutuk…. Kenapa harus sekarang! Kita pernah mengalami masa suram Dimana kita saling beradu keegoisan Hal kecil menjadikan perpisahan Dant ak jarang kita diam . sekeda rmenafsirkan rasa Kita pernah merumus suatu hal Tentang masa kelak Indah dikhayal hingga lupa kewajiban Dibawah trem besi di sudut sawah Cerita mengalun. Penuh semangat yang tak mau diacuhkan Sedetikpun., Dan marah jika diabaikan Katamu”Dengarkan orang yang bercerita tentang mimpi” Katamu”Tak semua orang kuceritakan tentang mimpi, kecuali sahabat!” Namun waktu selalu bergerak Pertumbuhan yang selalu menambah Kau besar ,aku besar. Kami besar Tiada cerita dibawah trem besi Tiada rupa marah yang membuat kamis erempak diam Dan tiada lagi; kehangatan dari sebuah kebersamaan Hei kawan. Telah hilangkah aku di hatimu Tiada kah kenang yang mengiang di hatimu Akan apa yang pernah kita lakukan Dari semua mimpi yang ;aku, kamu, kalian kemukakan Indah., Dan dengan lantang kauj anjikan “Kita akan berkumpul, menceritan masa renta” Di bawahtrembesi,disudutsawah. Aku ingat tawa… Merekah diusai cerita Wajah-wajah bahagia Dibalik beribu masalah merupa Sejenak berkumpul Melipurkan lara Pada malam berhias bintang Atau tak sama sekali Bulan merengut melihat canda kita Jangkrik dan kodok cemburu pada kita Hingganya, mereka bernyanyi tanpa nada Atau ‘iya’ namun tak serenyai kita Aku bercerita tentang masa depan Kamu bercerita peretapan Kita bercerita tentang kehidupan Sedih, berujung tawa Haru, berujung tawa Dan kehilangan, pun tuai tawa Inilah nada kita Dentuman Tawa yang tiada waktu dijeda Ā Gimana teman? puisinya sangat mengarukan bukan. Terima kasih telah membaca dan mengunjungi website ini. Silahkan untuk membaca artikel lainyaa yang sangat menarik. ok by. byJogja – Semarang
Contoh Puisi Persahabatan untuk Sahabat SejatiĀ
Kenanglah Sahabat
Dia (Sahabatku)
Nada yang Selalu Bergema