elrajab.com
Puisi untuk Ibu – Ibu merupakan seorang pahlawan yang nyata di dalam kehidupan kita. Perjuangannya mengandung dan melahirkan kita tak akan pernah bisa kita balas dengan apapun yang ada di dunia ini. Tak berhenti sampai di situ saja, setelah lelah berjuang demi melahirkan kita anak-anak yang sangat dinantikan kehadirannya dengan bertaruh nyawa.
Seorang ibu juga masih rela mengorbankan segala yang ada pada dirinya untuk membesarkan kita dengan susah payah. Beliaulah yang mendidik kita untuk pertama kalinya agar kelak buah hatinya dapat menjadi anak yang berguna bagi keluarga, agama, nusa dan bangsa. Begitu besar bukan pengorbanan seorang ibu untuk keluarga yang teramat sangat disayanginya.
Kita sebagai seorang anak tak mungkin bisa membalas semua jasa-jasa yang telah ibu korbankan untuk kita. Mungkin hanya dengan melihat anaknya hidup bahagia saja sudah cukup membuat hati seorang ibu bahagia. Kita sebagai seorang anak juga hendaknya terus mendoakan yang terbaik untuk kedua orang tua, terutama untuk ibu kita.
Lalu apa yang bisa kita berikan kepada ibu kita untuk membuatnya bahagia? Caranya mudah sekali. Cukup kalian buatkan puisi spesial untuk ibu saja sudah membuat hati ibu menjadi bahagia.
Yap, puisi sendiri merupakan salah satu karya sastra yang banyak digunakan orang untuk mengungkapkan isi hatinya kepada orang lain melalui sebuah tulisan. Namun tak hanya sekedar tulisan saja, puisi dapat mengandung makna yang sangat mendalam bagi seseorang yang tak bisa diungkapkan secara langsung.
Nah, pada kesempatan kali ini kita akan berbagi contoh puisi ibu yang tentunya bisa kalian jadikan inspirasi membuat puisi kalian sendiri untuk ibunda tercinta. Yuk simak kumpulan puisi ibu terbaru berikut ini!
(Karya Fahmi Mohl)
Saat ku menutup mata bunda
Aku tak ingin mata itu melihat ku dengan penuh air
Saat ku menutup mata bunda
Aku tak ingin hati itu seakan tergores
Saat ku menutup mata bunda
Aku ingin bibir itu tersenyum
Aku tidak ingin engkau terluka
Bunda
Mungkin ini adalah lihatan yang sangat bagimu
Tapi aku tak ingin melihat dengan seakan tak sanggup melepaskanku
Bunda
Aku hanya ingin engkau merelakanku
Dan mengantar kan aku pulang ke rumahku dengan senyumm
Saat ku menutup mata bunda
Aku ingin kau tau bahwaku
Menyayangimu
Bahwa aku
Mencintaimu
Aku bahagia bisa jadi anakmu
(Karya Mosdalifah)
Ibu…
Di sini kutulis cerita tentangmu
Nafas yang tak pernah terjerat dusta
Tekad yang tak koyak oleh masa
Seberapa pun sakitnya kau tetap penuh cinta
Ibu…
Tanpa lelah kau layani kami
Dengan segenap rasa bangga dihati
Tak terbesit sejenak fikirkan lelahmu
Kau terus berjalan diantara duri-duri
Ibu…
Tak pernah kuharap kau cepat tua dan renta
Tak pernah ku ingin kau lelah dalam usia
Selalu kuharapkan kau terus bersamaku
Dengan cinta berikan petuahmu
Ibu..
Kaulah malaikatku
Penyembuh luka dalam kepedihan
Penghapus dahaga akan kasih sayang
Sampai kapanpun itu..
Aku akan tetap mencintaimu..
(Karya Romadona)
Dia wanita bernama cahaya
Hatinya memancar
Tergurat dalam doa-doa
Tangan kecilnya mengantar kami di gerbang cahaya
Dia berjalan dengan cinta
Dia berjalan menerjang luka
Bahkan dia menempuh tanpa batas rasa
Dialah Ibu dari segala cahaya
Ibu dari semua luka kami
Ibu dari jejak yang terukir dalam tinta sejarah
Baca Juga: Kumpulan Puisi Guru Terbaru
Cinta dan Kasihmu,
Kau berikan padaku
Tulang dan keringatmu,
Kau berikan pula padaku
Meski lelah, kau tetap tersenyum
Meski aku sering berbuat salah
Kau tetap memberikan senyum dan cinta
Tak pernah sedikitpun meminta balasan
Aku tahu,
Semua itu demi kebahagiaanku
Kau bagaikan cahaya dan pelita
Kau adalah penuntun jalanku
Maaf,
Jika aku belum bisa membalas
Semua pemberianmu untukku
Tapi aku janji,
Doaku selalu menyertaimu
Agar kau bahagia menjalani masa tua
Agar kau selalu tersenyum
Meskipun tak sebesar apa yang kau beri padaku
Ibu,
Kau ibarat rembulan
Yang redup sinarmu selalu menenangkanku
Ayah,
Kau bagaikan mentari
Yang selalu menyinariku disaat kelam melanda
Ayah, Ibu,
Aku mecintai kalian dengan sepenuh hatiku
Seperti aku mencintai Yang Maha Kuasa
Semoga Allah senantiasa memberikan kebaikan kepada kalian
Di taman Syurga yang indah nanti, Aamiin
Meski suaramu
Tak semerdu nyanyian lembut seorang ibu
Kau membingkaiku dengan nada nada ketulusan
Yang mengantarkan hatiku
Menuju lembah tinggi
Bernama kedamaian
Meski sentuhanmu tak selembut belaian suci seorang ibu
Namun dengan dekapanmu
Ku terhangatkan dengan kasihmu
Ku terlenakan
Dengan cintamu
Tangisku berderai
Kala ku ingat ucapan indahmu menimangku
Kala ku sentuh tubuh letihmu menjagaku
Seperti karang menjaga debu pasir
Kau jaga aku
Kau lindungiku
Dari kotoran raga dan jiwa yang kan basahiku
Kau rela di terpa deburan buih
Yang berlalu
Demi aku, anakmu
Seakan tak pernah lelah
Kau hapuskan tetes air mataku
Seakan tak pernah bosan
Kau redamkan aku dari tangisan
Ku urai hati ini
Untukmu
Untuk segalanya yang tlah kau labuhkan pada dermaga hidupku
Hanya sebentuk puisi
Dari ketulusan hati
Untukmu bapakku
Terima kasih
Baca Juga: Kumpulan Contoh Puisi Anak
(karya Gus Mus)
Ibu…
Kaulah gua teduh
Tempatku bertapa bersamamu
Sekian lama
Kaulah kawah,
Dimana aku meluncur dengan perkasa
Kaulah bumi
Yang bergelar lembut bagiku
Melepas lelah dan nestapa
Gunung yang menjaga mimpiku
Siang dan malam
Air mata yang tak hentinya mengalir
Membasahi dahagaku
Telaga tempatku bermain, berenang, dan menyelam
Kaulah ibu, laut, dan langit
Yang menjaga lurus horisonku
Kaulah ibu, mentari, dan rembulan
Yang mengawal perjalananku mencari jejak surga di telapak kakimu
(Tuhan…
Aku bersaksi
Ibuku telah melaksanakan amanah-Mu
Menyampaikan kasih sayang-Mu
Maka kasihilah ibuku
Seperti Engkau mengasihi kekasih-kekasih-Mu
Amin)
Tak bisa aku berkata
Atas rasa syukur ini
Setiap saat kau habiskan waktu bersamaku
Pelukan hangatmu ddan cintamu menuntunku
Bijaksanamu membangunkanku
Ibu…
Cintamu tak pernah surut
Kala aku lemah,
Kau genggam tanganku
Agar aku kuat menjalani hidupku
Ibu…
Kuucap terimakasih padamu
Kau selalu mendampingiku
Mengarungi waktu demi waktu
Kau selalu terjaga
Hingga saat ini
Ibu…
Kau selalu mengarahkanku menuju jalan kebenaran
Dengan nasehatmu
Maafku selalu kau terima
Terimakasih ibu
(Karya Yulis Marika)
Beredar bintang di garisnya
Bulan bercahaya pada lintasnya
Waktu bergulir dalam takdirnya
Aku…
Terlahir dari manusia hebat
Sepertinya…
Merupakan anugerah terbesar Tuhan untukku
Menjadikanku pelipur lara jiwanya
Kau…
Perempuan hebat di jiwa lemahku
Menyayangi tanpa batas
Mendampingi di semua kisahku
Kau…
Perempuan terbaik dalam kerajaanku
Motivasi terbaik di setiap lika-liku hidupku
Ibu…
Aku mencintaimu
Terima kasih untuk semua waktu dan lelahmu
Ibu…
Aku mencintaimu
Puisi tersebut memiliki makna bahwa ibu merupakan pahlawan wanita terhebat. Ibulah yang selalu menemani anak-anak tersayangnya dalam keadaan apapun. Selalu memberikan motivasi untuk membangun kembali semangat buah hatinya. Ibu diibaratkan sebagai mentari yang selalu memberikan sinarnya kepada siapa saja yang berada di sampingnya. Tak terkecuali buah hati yang sekaligus menjadi permata hati yang tak kan pernah tergantikan dan akan selalu diperjuangkan.
(Karya Rananda)
Cahaya Ibu
Cinta yang kau beri membuatku terasa hangat
Padahal dunia bernaung dengan kerasnya
Senyumanmu membuat diri ini nyaman
Walaupun letih yang kau sembunyikan terasa berat
Ibu,
Kau adalah cahaya satu-satunya di hidupku, tanpamu apa jadinya aku?
Maafkan aku yang tak mengingatnya
Saat kau mengganti popokku, memberiku Asi.. Menghiburku di kala aku menangis
Ibu, maafkan aku yang pernah berfikir kau membeciku di kala memarahiku
Terimakasih telah memayungiku selama ini
Mungkin saatnya aku berdiri tanpamu di kala aku terpukul kerasnya palu dunia
Dan harapanku kau jangan pergi
Sampai saat nanti kau menangis bahagia karenaku
Puisi untuk ibu merupakan salah satu puisi yang mengkisahkan perjalanan seorang ibu dalam membesarkan anak-anaknya. Hingga tak sadar kita sebagai seorang anak tak rela jika ibu meninggalkan kita. Harapan terbesar dari seorang anak hanyalah bisa membuat senang orang tua terutama ibu. Bukan menangis karena luka, namun tangisan bahagia.
Baca Juga: Kumpulan Puisi Pendidikan Nasional
Ibu pertiwi..
Kini kau terlihat kurus dan tak cantik lagi
Anak-anak mu telah membuat mu sakit, sedih dan merana
Menjarah setiap harta mu bagaikan sebuah tali yang menjerat erat..
Ibu pertiwi..
Nafas mu kini semakin berat tersenggal
Hutan mu kini semakin sirna ditelan pembangunan peradaban
Saat tiap pucuk daun dan ranting berguguran oleh bara api
Tangis mu terdengar menderu lewat kicau burung yang terbang mencari perlindungan..
Ibu pertiwi..
Kau tak lagi perkasa seperti dulu
Bukit hijau dan tingginya gunung mu telah habis tercecer menjadi butiran-butiran batu
Sungai mu tak lagi bisa memberi kehidupan untuk ikan-ikan yang malang..
Karena putra putri mu telah mencemarinya dengan limbah dan sampah pembangunan..
Ibu pertiwi..
Aku tahu engkau kini putus asa..
Kau sudah mencoba mengingatkan mereka dengan bahasa isyarat mu..
Kau sudah mencoba menegur mereka dengan tiap bencana yang menggoncang tiap inci bagian diri mu..
Ibu pertiwi..
Anak-anak mu tetap tak mau sadar
Bahkan mereka menghancurkan mu semakin gencar
Mereka menebang dan memusnahkan tiap kehidupan di hutan mu
Bagai sel-sel kanker yang terus menjalar dan menyebar seiring waktu..
Ibu pertiwi..
Aku tahu amarahmu akan meledak pada waktunya
Emosi mu akan meluap menenggelamkan dunia
Mungkin..Kami anak-anak mu ini, memang pantas menerimanya
Tapi..Bolehkah aku memohon satu permintaan saja..?
Ibu pertiwi..
Tahan ledakan amarah mu, kendalikan luapan emosi mu..
Tolong beri aku sedikit waktu
akan ku coba untuk menyadarkan mereka..
Ibu pertiwi..
Mungkin aku tak bisa janjikan ini pasti berhasil
Karena aku bukan Tuhan yang dapat menggenggam takdir
Sebagaimana kau tahu aku hanya seorang manusia..
Dengan bersenjatakan kertas dan pena, ku kan coba ingat kan mereka..
Ibu pertiwi..
Tenanglah tenang untuk sesaat..
Tidurlah lelap untuk sejenak
Kan ku janjikan pada mu tentang satu hal
Kau kan melihat sepucuk daun baru dari tunas di tengah padang nan gersang
Kau akan lihat hamparan rumput hijau di bekas tanah jajahan api kala itu..
Dan kau kan melihat sebuah harapan baru..
Harapan yang lebih indah dari hari ini..
(Karya Zakiyah Noer Islami)
Kala itu purnama sempurna
Benderang cahayanya menyinari samudera
Kala itu seorang wanita menderita
Teriakkannya mengguncangkan
nusantara
Demi buah cinta yang terindah
Dia meradang,, dia mengerang dengan bangganya
Wahai dunia tau kah engkau
Siapa wanita yang terhebat itu
Dia….mamaku
Kau yang telah melahirkanku, menyusuiku
Membesarkanku dengan pengorbananmu hingga dewasa
Memberikan kebahagiaan yang tiada tara
Kau tak pernah letih merawatku
Kau bak penenang hatiku
Aku kan terus berjuang untukmu, ibu
Agar kau tetap damai bersamaku
Ibuku…
Engkau bak pelita hatiku
Engkaulah yg telah melahirkanku
Engkau yang telah membimbingku
ibu…
Engkau orang yang senantiasa menjagaku hinggadewasa
Engkau ibuku tersayang
Aku sayang padamu
oh…ibu…
Engkau malaikat penjagaku
karna surga ada di telapak kakimu
Terima kasih atas jasa jasa mu,
ibuku
ibu…
kau lah yang melahirkanku
kau juga yang mendidikku
dengan jerih payahmu..
ibu..
berjuta juta kasih sayang..
kau berikan kepadaku
dengan penuh keikhklasan
ibu..
kaulah cahaya pelitaku
tanpamu…
aku tidak ada di dunia ini
Baca Juga: Kumpulan Puisi Perpisahan untuk Guru dan Sahabat Tercinta
Contoh puisi ibu sedih ini merupakan puisi yang banyak berisi tentang kesedihan yang dialami seorang ibu kala lelah bercampur dengan amarah tengah melanda. Inilah contoh puisi ibu sedih yang begitu menyayat hati.
Dalam Senyum mu kau sembunyikan letih mu
Derita siang dan malam menimpa mu
tak sedetik pun menghentikan langkah mu
Untuk bisa Memberi harapan baru bagi ku
Seonggok Cacian selalu menghampiri mu
secerah hinaan tak perduli bagi mu
selalu kau teruskan langkah untuk masa depan ku
mencari harapan baru lagi bagi anak mu
Bukan setumpuk Emas yg kau harapkan dalam kesuksesan ku
bukan gulungan uang yg kau minta dalam keberhasilan ku
bukan juga sebatang perunggu dalam kemenangan ku
tapi keinginan hati mu membahagiakan aku
Dan yang selalu kau berkata pada ku
Aku menyayangi mu sekarang dan waktu aku tak lagi bersama mu
aku menyayangi mu anak ku dengan ketulusan hati ku
Bunda…….
Engkau selalu ada untuku…
Menemaniku dalam suka dan duka..
Menemani hari-hari ceriaku…
Bunda……
Engkau selalu membimbingku..
Mengajariku untuk berahlak mulia..
Dalam keseharianku….
Bunda ….
Engkau bagai malaikat bagiku…
Engkau juga sahabat bagiku…
Ketulusan yang ada dalam dirimu….
Membuat aku bangga pada dirimu
Bunda…
Aku selalu menyayangimu
Jasamu takakan pernah bisa terbalas oleh ku…
Namun aku akan berusaha menjadi anak kebanggaan mu…..
Itulah beberapa contoh puisi ibu yang dapat kalian jadikan inspiasi dalam membuat puisi yang indah dan menarik untuk dibaca. Sekian dulu artikel kali ini, semoga banyak mendatangkan manfaat bagi para pembacanya. Jangan kemana-mana, tunggu artikel menarik kami selanjtnya!