Pengertian, Kitab, dan Sejarah Aliran Rifa’iyah yang Masih Jarang Diketahui Orang Banyak

Sejarah Rifa’iyah – Aliran Rifa’iyah adalah sebuah kelompok atau aliran yang dianut oleh para santri dari KH. Ahmad Rifa’i di daerah Batang, Jawa Tengah dan sekitarnya termasuk Pekalongan. Agar mengenal lebih jelas tentang Sejarah Rifa’iyah. Silahkan Baca pembahasan di bawah ini dengan baik agar tidak terjadi kesalahpahaman antar kelompok agama dan jika ada salah kami mohon maaf.

Pengertian dan Sejarah Rifa’iyah

sejarah rifa'iyah
http://rumah-belajar-id.blogspot.co.id

Aliran Rifa’yah merupakan ajaran Islam yang tertulis dalam terjemahan bahasa jawa dan bahasa Melayu yang di karang oleh KH. Rifa’i bin Muhammad. Dalam aliran ini, beliau membagi dalam 2 aspek:

  1. Ajaran yang mempunyai sifat ubudiyah yang ada dalam kitab-kitab karangan KH. Ahmad Rifa’i. Isi dalam buku ini terdiri dari masalah ibadah, yakni tentang Tauhid, Fikih, dan Tasawuf. Kenapa Kitab Belau menggunakan bahasa Jawa? Karena agar masyarakat jawa paham dengan baik dengan tetap berpegang teguh dengan Al-Qur’an dan As-Sunnah. Tulisannya berbentuk syair dengan menggunakan “Arab Pegon” atau atau tulisan jawa yang menggunakan huruf hijaiyah.
  2. Terdapat 3 buah kitab induk dari Ajaran ini, yaitu: Kitab Ri’ayatul Himmah, Kitab Abyanal Hawaij, dan Kitab Muhibbah. Ketiga Kitab itu mengandung pelajaran tentang Tauhid, tasawuf, dan Fikih.

Biografi Tokoh Pendiri Aliran Rifai’iyah

tokoh pendiri ajaran rifaiyah kh. ahmad rifai
alisakit.com

Pendiri dari aliran Rifa’iyah adalah KH. Ahmad Rifa’i (1786-18-76), beliau lahir di kota Kendal yang menganut madzhab Syafi’iyah. Beliau adalah seorang yang ahli dalam Thoreqot. Beliau adalah seorang ulama yang gigih, ulet, dan pemberani pada saat penjajahan Belanda di Indonesia. Maka waktu Presiden SBY sampai di beri gelar Pahlawan Nasional melalui KEPRES. nomor: 086/TK/2004.

Pada usia enam tahun belau sudah menjadi anak Yatim, ayahnya bernama Muhammad Mahrum bin Abu Sujak meninggal dunia. Beliau di asuh oleh Istri KH. Asy’ari seorang ulama besar pemimpin pondok Pesantren di Kaliwungu. Disitulah beliau mulai berdakwah disekitar Kendal dan sekitarnya. Beliau mengajarkan masalah sosial dan sangat berjasa dalam kemerdekaan Indonesia. Beliau sempat diasingkan di Kalisalak, Limpung Batang. Selama pengasingan, beliau sering menulis buku tentang islam sebagai pedoman umat Islam.

Lebi dari 55 Kitab karangan beliau dipelajari oleh santrinya sampai sekarang yang di kenal dengan kitab Turjumuah karena memang kitab terjemaha.

Strategi Dakwah Aliran Rifa’iyah

strategi dakwah rifaiyah
jatengprov.go.id

Strategi dakwah yang dilakukan oleh KH. Ahmad Rifa’i adalah tentang mengajarkan agar membenci Penjajahan yang pada waktu itu sedang di jajah oleh Belanda dan bala tentaranya. Memang agak aneh dengan ajarannya bagi yang belum tahu betul dengan ajaran islam. Bahkan ada bebrapa ajaranya yang nyleneh. misalnya dengan rukun Islam , masalah shalat Jum’at dan pernikahan.  Tapi yang sungguh berbahaya ajaran itu masih di lakukan sampai saat ini. Karena ajaran itu bermaksudkan untuk melawan penjajahan Belanda.

10 Kitab Kelompok Rifa’iyah

Sejarah rifaiyah dan kitab ajaran rifaiyah
Tanbihun.id
  1. Risalah berisi fatwa – fatwa agama (1254)
  2. Nasihatul ‘Awam – berisi nasihat kepada masyarakat/ awam (1254)
  3. Taisir, berisi ilmu sholat Jum’at (1255)
  4. Syarihul Imam, Islam, Ihsan dan barang ta’alul (1255)
  5. ‘Inayah, Berisi Khalifah Rasulullah (1256)
  6. Bayan, berisi metodologi mendidik dan mengajar (1256)
  7. Jam’ul masail, berisi Bab 3 Ilmu Agama (1256)
  8. Qowaid, berisi bab ilmu agama (1257)
  9. Targhib, berisi bab Makrifatullah (1257)
  10. Thoriqot besar, berisi bab hidayatullah (1257)

Daerah Penganut Aliran Rifa’iyah Terbesar di Indonesia

daerah sejarah rifaiyah
rumah-belajar-id.blogspot.co.i

Datangnya  Aliran Rifa’iyah belum pasti kapan munculnya secara pasti di daerah Pekalongan. Pendirinya sendiri kelahiran Kendal. Perkembangan ajaran ini sangat tertutup. Meski banyak juga berada di daerah batang, Jawa Tengah dan sekitar jawa bagian Utara.

Ada yang menyebutkan bahwa tersebarnya aliran ini pada tahun 1859 di Pekalongan oleh santri-santri Ahmad Rifa’i setelah gurunya menjalani pengasingan di Ambon

 

Bagikan Artikel

Tinggalkan Balasan

×